Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai Amanat Nasional (PAN) sedang mengevaluasi keberadaannya di koalisi Adil Makmur kubu Prabowo-Sandiaga.
Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto mengatakan, kemungkinan anggota koalisi Indonesia Kerja bertambah tergantung dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Selain sebelumnya akan dikonsultasikan dengan para ketua umum partai politik yang sudah bergabung dalam koalisi Indonesia Kerja.
Baca: Mengidap Anafilaksis, Seorang Remaja di Tangerang Tewas Setelah Digigit Semut
"Untuk itu karena ini terkait dengan koalisi pemerintahan tentu saja bapak Presiden Jokowi yang nanti punya kebijakan dan akan dikonsultasikan tentu saja dengan para ketua umum partai politik," kata Hasto Kristiyanto di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (25/4/2019).
Sebab, ucap Hasto, koalisi Indonesia Kerja juga memiliki tanggungjawab terhadap janji kampanye untuk memastikan agar seluruh janji kampanye bisa berjalan dengan baik.
"Selain kalkulasi stabilitas dan efektifitas pemerintahan. Seperti 2014 lalu kemudian bergabung PPP dan Partai Golkar serta PAN," imbuh Hasto.
Baca: Mayat Bocah Berjenis Kelamin Pria Ditemukan Mengapung di Perairan Pulau Untung Jawa Kepulauan Seribu
Tapi koalisi Indonesia kerja saat ini lebih memprioritaskan untuk mengamankan seluruh proses rekapitulasi suara pada pemilihan umum serentak.
"Kami meyakini dari rekapitulasi manual yang dilakukan KPU dan juga tim kampanye PDI Perjuangan arahnya tidak jauh dari quick count," kata Hasto.
Sebelumnya, Wakil Ketua Umum PAN Bara Hasibuan mengatakan, partainya akan menentukan arah dukungan pasca Pemilu 2019.
Baca: Kronologi Lengkap Kasus Mutilasi Budi Hartanto: Peristiwa di Warung Nasi Goreng Hingga Adik Pelaku
Bara mengatakan hal tersebut merespons pertemuan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan dengan Presiden Jokowi.
"Yang jelas kita kan akan melihat posisi kita lagi ya. Kan pemilihan presiden sudah selesai, ya jadi kita lihat nanti kedepannya gimana," kata Bara di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (25/4/2019).
Bertukar pikiran soal kampanye
Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama Ketua MPR Zulkifli Hasan, Ketua Partai NasDem Surya Paloh, dan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, saling mencurahkan pengalamannya saat kampanye Pemilu 2019.
Hal tersebut terjadi setelah pelantikan gubernur dan wakil gubernur Maluku di Istana Negara, Jakarta, Rabu (24/4/2019).
Mereka berbincang di ruang belakang Istana Negara, lokasi berkumpulnya para tamu undangan.
Baca: Siang Ini Murad Ismail Dilantik Jadi Gubernur Maluku
Hasto mengatakan perbincangan membicarakan kondisi kampanye yang sangat panjang selama delapan bulan dan banyak diwarnai berita bohong atau hoaks maupun fitnah yang ditujukan kepada peserta Pemilu 2019.
"Pak Zul (Zulkifli) juga banyak menyampaikan pengalamannya dalam kampanye delapan bulan yang melelahkan. Delapan bulan terlalu panjang untuk berkontestasi," kata Hasto di komplek Istana Kepresidenan.
Baca: Ketemu Zulkifli Hasan,Sandiaga Uno Kenalkan Anak Muda yang Bantu Kampanyenya
Menurut Hasto, pembicaraan terkait pengalaman selama delapan bulan terakhir disampaikan secara akrab satu dengan lainnya, dimana semuanya setuju untuk bersatu mengutamakan kepentingan umum.
"Masing-masing menyampaikan pengalamannya dalam kampanye kemarin. Saatnya semua berpikir tentang rekonsiliasi untuk bangsa dan negara," katanya.
Sementara terkait pertemuan antara Jokowi dan Prabowo, kata Hasto, secara khusus tidak dibicarakan.
Tetapi, Zulkifli yang berkapasitas Ketua MPR dan juga Ketua PAN menyampaikan masukan untuk bersama-sama memikirkan langkah ke depan.
Baca: Murad Ismail-Barnabas Orno Resmi Jadi Gubernur dan Wagub Maluku
"Kita bersama-sama memikirkan langkah-langkah terbaik, apalagi kita sebentar lagi bulan puasa, seluruh umat Islam menjadikan kebangkitan untuk bangsa dan negara," ujar Hasto.
"Kami percaya bahwa seluruh pimpinan bangsa memiliki niatan baik karena Indonesia dibangun dengan cita-cita besar, pemilu sudah berjalan dengan baik, rakyat sudah memilih dengan kedaulatannya untuk menentukan siapa yang terbaik," tambah dia.
Respons elite PKS
Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Mardani Ali Sera mengapresiasi keakraban dan silaturahmi antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Ketua Umum MPR sekaligus Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, di Istana Negara, Jakarta, Rabu (24/4/2019).
Keakraban Jokowi dan Zulkifli Hasan dinilai Mardani Ali Sera bagus bagi masyarakat setelah pemungutan suara Pilpres 2019 yang berlangsung 17 April 2019.
"Elit yang akrab dan saling silaturahim bagus bagi masyarakat. Karena membawa angin kerukunan pada semua masyarakat," ucap Wakil Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno ini kepada Tribunnews.com, Rabu (24/4/2019).
Baca: Ongkos Cetak Perusahaan Makin Murah Menggunakan Solusi MPS
Dalam Pilpres 2019, PAN berada dalam koalisi pendukung Prabowo-Sandi.
"Walau beda pendapat tetap dihargai, DNA tidak merusak persaudaraan dan persatuan," jelas Mardani Ali Sera.
Namun, ketika ditanya mengenai apakah ini bisa menjadi sinyal akan kembalinya PAN ke koalisi pemerintahan Jokowi?
Mardani Ali Sera masih yakin PAN tetap bersama Gerindra, PKS, dan Demokrat berada dalam partai oposisi bersama Koalisi Adil Makmur.
Baca: Berstatus Tersangka, Sofyan Basir Masih Jabat Dirut PLN
"Pak Zulhas tetap kami yakini bersama dengan Koalisi Adil Makmur," ujarnya.