Laporan wartawan tribunnews.com, Danang Triatmojo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Berbagai kejadian sebelum, pada saat, dan setelah pemungutan suara Pemilu 2019 sedikit banyak menimbulkan ketegangan di tengah masyarakat.
Untuk itu diperlukan sebuah gerakan atau imbauan-imbauan yang menyejukkan agar kondisi demikian bisa ternetralisir.
Hal ini yang dilakukan oleh Forum Pengasuh Pondok Pesantren Indonesia (FP2I) dalam rangka menyikapi situasi politik mutakhir.
Mereka mengadakan Halaqah Kebangsaan berbarengan dengan perayaan Hari Lahir Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta yang ke-34.
Baca: Berpeluang Ditawari Jadi Menteri, Ini Jawaban Lugas Yenny Wahid
Dalam kesempatan itu, mereka menekankan empat poin penting.
Pertama, meminta kepada seluruh masyarakat agar tidak mudah terprovokasi dengan hasutan apapun yang berpotensi memecah belah umat.
Kedua, FP2I mengimbau kepada seluruh masyarakat supaya mengakhiri perbedaan pandangan politik dan kembali bersatu.
Kemudian mereka juga meminta kepada para pengasuh pondok pesantren se-Indonesia untuk berperan aktif membantu kembali mempersatukan mereka yang terganggu kehidupannya akibat perbedaan pilihan.
"Keempat, mengimbau aparat keamanan untuk jangan ragu menindak tegas siapa pun yang coba mengganggu ketertiban keamanan," ucap Saiful Islam al-Payage, dalam keterangan tertulisnya, Jumat (26/4/2019).
Sementara itu, Habib Muhammad Luthfi bin Yahya berpesan agar ulama jangan sampai terpecah belah karena situasi politik pascapemilu.
"Jangan mudah dipengaruhi informasi yang tidak benar, jangan mau dipecah-belah," kata dia.
Ulama dan tokoh terdahulu patut dijadikan contoh lewat perjuangan gigih mereka yang rela berkorban demi utuhnya bangsa dan negara. Mereka juga paham akan batasan, tidak merasa paling benar atau salah. Termasuk soal perbedaan keyakinan.
"Mari kita sama-sama jaga dan rawat NKRI ini dengan meneladani ulama terdahulu," pungkas dia.