News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pemilu Makan Banyak Korban, M Taufik: Saya Sarankan Arief Mundur

Penulis: Rizal Bomantama
Editor: Adi Suhendi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Sekretaris Nasional Prabowo-Sandiaga, M Taufik, di Sekretariat Nasional (Seknas) Prabowo-Sandi di bilangan Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (28/4/2019).

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reza Deni

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Sekretaris Nasional Prabowo-Sandiaga, M Taufik, menyarankan kepada Ketua KPU RI Arief Budiman untuk mundur dari jabatannya.

Politikus Gerindra tersebut mengatakan Pemilu 2019 khususnya Pilpres 2019 terindikasi banyak masalah.

Seperti, banyaknya petugas Pemilu yang meninggal hingga salah input data.

"Saya menyarankan saudara Arief mundur, karena ini pemilu yang memakan korban banyak. Kemudian, ada salah input bahkan ribuan," kata Taufik di Sekretariat Nasional (Seknas) Prabowo-Sandi di bilangan Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (28/4/2019).

Baca: Ma’ruf Amin Ucapkan Terima Kasih Kepada PWNU Jatim Telah Menangkan Jokowi

Taufik menambahkan, hal itu secara spesifik dibuktikan dengan menambah suara dari pasangan calon 01 dan mengurangi perolehan suara pasangan calon 02.

"Jangan-jangan ini jadi tersistem. Nah pertanyaan-pertanyaan ini yang saudara Arief itu selalu mengecilkan laporan-laporan masyarakat." lanjut Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta itu.

Taufik memberi contoh kejadian di Malaysia yang menurutnya dianggap biasa oleh KPU.

Baca: Kerugian Negara Akibat Korupsi Capai Rp 9,29 Triliun, ICW Sebut Asset Recovery Belum Maksimal

"Bagaimana satu suara harus dijaga oleh KPU. Saya kira layaknya Atief mundur, karena ini makan korban begitu. Ini kan pembiaran, kelalaian, dan kami akan adukan itu sebagai yang membiarkan. Setiap hari ada yang meninggal, sekarang udah 300 lebih," katanya.

230 orang meninggal

Jumlah petugas penyelenggara pemilu yang gugur saat bertugas terus bertambah.

Data terbaru yang disampaikan Komisioner KPU Viryan Aziz, Jumat (25/4/2019) per pukuk 12.00 WIB, diketahui ada 230 orang petugas penyelenggara pemilu meninggal dunia.

Sementara, jumlah petugas yang jatuh sakit berjumlah 1.671.

Baca: Tawaran Gaji Fantastis dan Rumah Mewah untuk Hazard dari Real Madrid

Sehingga total yang mengalami musibah seluruhnya menjadi 1.901.

"Update, ada 230 orang meninggal dunia, sakit 1.671, total 1.901 per Jumat siang ini," kata Viryan Aziz saat dikonfirmasi wartawan.

Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Viryan Aziz, saat menghadiri diskusi di hotel kawasan Gelora, Jakarta, pada Jumat (12/4/2019). (Rina Ayu/Tribunnews.com)

"Sepertinya akan bertambah," tambah Viryan Aziz.

Jumlah petugas KPPS yang meninggal bertambah 5 orang dari data sebelumnya yakni 225 orang.

Baca: Jepang Belum Tentu Juarai Piala Sudirman 2019 meski Berstatus Unggulan Pertama

Sementara yang sakit bertambah 201 orang, dari data sebelumnya yakni 1.470.

Sebelumnya KPU mengatakan Kementerian Keuangan telah menyetujui santuan bagi korban berdampak.

Ketua KPU Arief Budiman mengatakan, kini pihaknya sedang menunggu Kemenkeu menentukan besaran santunan yang diberikan.

Baca: Siloam Hospitals Purwakarta dan Jasa Marga Gelar Pemeriksaan Kesehatan warga Desa Ciririp Jatiluhur

Diketahui KPU mengusulkan, untuk korban meninggal mendapat santunan kisaran Rp30 - 36 juta.

Untuk korban yang mengalami kecatatan mendapat santunan sebesar Rp30 juta dan korban luka usulan besaran santunan Rp16 juta.

Pemilu cukup tragis

Pengamat politik Universitas Indonesia, Ade Reza Hariyadi menilai penyelenggaraan Pemilu 2019 berjalan cukup tragis.

Hal itu disampaikannya menanggapi banyaknya petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang meninggal dunia saat bertugas.

"Saya setuju kalau dikatakan pemilu kali ini cukup tragis, karena apa? kita belum pernah mengalami kejadian (korban meninggal KPPS) seperti ini," kata Ade Reza Hariyadi dalam diskusi bertajuk 'Mengungkap Fenomena Hoaks dan Upaya Delegitimasi Penghitungan Suara Pasca Pemilu Serentak 2019', di RM Mbah Jingkrak, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Kamis (25/4/2019).

Baca: Respons Pemain Persib Bandung Atas Mundurnya Jadwal Liga 1 2019: Prediksi Bojan Malisic Tepat

Menurutnya pernyataan Pemilu 2019 sebagai Pemilu gagal dinilai terlalu tergesa-gesa.

Alasannya, hingga saat ini Pemilu belum selesai.

"Kalau dikatakan ini Pemilu curang kemudian gagal saya kira tidak tepat karena permainan belum selesai, karena itu perlu dikoreksi pernyataan yang tergesa-gesa itu," katanya.

Baca: Prabowo Tuding Pemilu Curang, Sandiaga Uno Yakin Pemilu 2019 Jujur dan Adil, Mulai Berseberangan?

Menurutnya, banyaknya petugas KPPS yang meninggal dunia saat bertugas menjadi catatan kelam perjalanan demokrasi di Indonesia.

Ia menilai perlu adanya evaluasi terkait sistem Pemilu secara serentak.

Baca: Irfan Sbaztian Jatuh ke Pelukan Wanita Lain, Elly Sugigi Tak Mau Lagi Pacaran dengan Pria Ganteng

"Saya kira ini suatu tragedi kemanusiaan yang luar biasa dan kita patut prihatin dan evaluasi sementara saya tapi kekurang cakapan dalam manajemen pemilu sehingga tidak mengantisipasi potensi-potensi ini, karena itu ini merupakan suatu catatan yang sangat serius," jelasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini