Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga terus memberikan semangat kepada relawannya bahwa pasangan nomor urut 02 telah menjadi pemenang dalam Pilpres 2019.
Hal tersebut disampaikan Juru Kampanye Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga, Ustaz Ansufri Idrus Sambo atau Ustaz Sambo di Seknas Prabowo-Sandiaga di Menteng, Jakarta, Minggu (28/4/2019).
Sambo meminta kepada relawan agar tidak memiliki rasa ragu, bahwa Prabowo-Sandiaga telah menang dari pasangan Jokowi-Ma'ruf.
Baca: Kiper Muda Persija Jakarta Tampil Menjanjikan Meskipun Garuda Select Kalah Telak
"Tidak ada kita kalah, kalau enggak menang, menang kali kalau kata orang medan. Tahu menang kali? Menang banget gitu loh. Jangan pernah ada terucap dari mulut kita, kita kalah," ucap Ustaz Sambo.
Menurut Ustaz Sambo, survei maupun hitungan cepat yang dilakukan lembaga survei dengan hasil memenangkan pasangan Jokowi-Ma'ruf adalah kebohongan yang telah direncanakan.
Baca: Kasus Ibu Gendong Bayi Lompat dari Jembatan Sungai Serayu: Perilaku Aneh Hingga Pendapat Ahli
"Sebelum Pilpres mereka bikin survei-survei bahwa mereka (Jokowi-Maruf) menang 56-57 persen. Mereka buat survei yang penuh kebohongan," kata Ustaz Sambo.
Ia pun menilai lembaga survei telah memainkan strategi kebohongan berulang-ulang untuk mempengaruhi masyarakat, khususnya pendukung Prabowo -Sandiaga.
Baca: • Viral Video Rekaman Suara Bergambar Mantan Panglima TNI Soal Pilpres, Gatot Nurmantyo: HOAX!
"Apa teori mereka? apa strategi mereka? Kebohongan yang berulang-ulang terus ditampilkan kepada rakyat. Lama-lama rakyat percaya itu menjadi kebenaran," katanya.
Sandiaga diteriaki Wapres
Calon Wakil Presiden nomor urut 02, Sandiaga Uno berkunjung ke tempat rekapitulasi suara di Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Wonokromo, Surabaya, Sabtu (27/4/2019).
Di tempat tersebut. Sandi memotivasi para relawannya dalam mengawal proses rekapitulasi suara.
"Kami ingin memastikan proses perhitungan yang dilakukan di beberapa tempat di sekitar Surabaya dan sekitar Jawa Timur," kata Sandi ketika dikonfirmasi di Surabaya, Sabtu (27/4/2019).
Pihaknya mengaku menerima banyak laporan tentang banyaknya petugas pelaksana pemilu yang sakit hingga meninggal dunia, termasuk di Jawa Timur.
"Kami mendengar cerita bahwa ada anggota penyelenggara pemilu yang harus dirujuk ke rumah sakit," katanya.
"Hal ini yang sangat memprihatinkan kami. Bahwa, secara fundamental ini proses sangat mengakibatkan banyak sekali petugas kelelahan," katanya.
Apalagi, dengan jumlah petugas yang meninggal dunia telah mencapai ratusan jiwa.
"Jadi, ini yang tentunya merupakan keluhan yang perlu kita perhatikan secara mendalam," kata Cawapres pendamping Prabowo Subianto ini.
Selain menyoroti banyaknya korban yang meninggal dunia, ia juga menyoroti sejumlah perhitungan suara yang terpaksa diulang di Surabaya.
"Saya juga ingin memastikan proses disini dapat berjalan jujur dan adil," katanya.
Pada kunjungan tersebut, Sandi didampingi Ketua DPD Gerindra Jatim yang juga Ketua Badan Pemenangan Provinsi (BPP) Prabowo-Sandi di Jatim, Soepriyatno.
Baca: 9 Caleg Artis Diprediksi Gagal Lolos Jadi Anggota DPR, Siapa Saja Mereka?
"Pak Pri (Soepriyatno) sempat mengingatkan bahwa banyak temuan masalah di sini," katanya.
"Sehingga, apakah proses ini sudah jujur, adil, dan bermartabat? ini yang kami harapkan. Semua pengaduan ditampung oleh BPP dan akan disalurkan agar segera ditindaklanjuti," urainya.
Pihaknya juga menyoroti perhitungan suara ulang di Surabaya.
"Salah satu rekomendasi dari Bawaslu menyatakan bahwa ada perhitungan ulang di beberapa TPS di Surabaya. Padahal, kita tahu bahwa Surabaya adalah Kota Nomor dua terbesar di Indonesia. Di bidang ekonomi juga nomor dua, sehingga menjadi barometer," katanya.
Tak hanya itu, pihaknya juga menyebut adanya indikasi ketidaknetralan aparat pelaksana pemilu hingga pemerintah.
"Penegak hukum dan penyelenggara pemilu yang semestinya bergerak seadil-adilnya, justru sudah mendapatkan banyak sekali indikasi yang harus ditindaklanjuti. Sehingga, fokus kami sekarang di sana," katanya.
Pihaknya juga telah berkoordinasi dengan relawan di daerah.
Baca: ICW Sebut SIPP Pengadilan Tinggi dan MA Masih Terbatas bagi Kalangan Internal
"Fokus kami adalah memastikan pemilunya jujur dan adil. Pemilu harus jujur, adil dan bermartabat," terangnya.
"Bagi kami, ini bukan tentang Prabowo-Sandi lagi, atau tentang kalah dan menang, atau bahkan bertemu dengan Pak Kyai atau tidak. Namun, memastikan siapapun juga yang nantinya terpilih, harus dipilih dengan proses yang bermartabat.
"Hal itu jauh lebih penting. Jangan mengkhianati amanah rakyat. Oleh karenanya, saya sekarang diminta oleh banyak sekali relawan untuk menyemangati karena ini waktu tinggal 4, 5 hari ke depan," katanya.
"Hari masih panjang. Namun, mereka sudah kelelahan. Ini yang perlu kita pompa semangatnya," pungkasnya.
Meski bukan dalam rangka kampanye, Sandi disambut puluhan pendukungnya. Bahkan para pendukung meneriaki Sandi dengan kata-kata "Pak Wapres".
Baca: Sandiaga Uno : Masyarakat Ingin Memastikan Pemilu ini Jujur dan Adil
Sandi sendiri menyambut hangat para pendukungnya. Dia juga terlihat melayani para pendukungnya yang meminta foto bersama.
Didampingi Ketua PPK Wonokromo Syamsul Arifin, Sandi hanya memantau hasil rekapitulasi sementara dari luar lokasi rekapitulasi yang sudah diberi tanda khusus oleh PPK.
"Hingga hari ini sudah 60 persen suara yang masuk. 4 atau 5 hari lagi mungkin sudah selesai," kata Syamsul Arifin, Ketua PPK Wonokromo Surabaya.
PPK Wonokromo melakukan rekapitulasi suara yang masuk dari 453 TPS di 6 kelurahan, yakni Kelurahan Wonokromo, Jagir Wonokromo, Ngagel, Ngagelrejo, Darmo, dan Kelurahan Sawunggaling.
Syamsul Arifin enggan memberi bocoran pasangan yang unggul di Kecamatan Wonokromo.
"Saya hanya memastikan seluruh proses rekapitulasi berjalan lancar. Saya tidak pernah melihat angka siapa yang lebih unggul," ucapnya.