News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilpres 2019

SESAAT LAGI Live Streaming TVONE Catatan Demokrasi Kita: Benarkah Pemilih 02 Islam Garis Keras?

Penulis: Sri Juliati
Editor: Tiara Shelavie
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sesaat lagi, live streaming TVONE acara Catatan Demokrasi Kita yang akan bahas Benarkah Pemilih 02 Islam Garis Keras? Ada Mahfud MD hingga Fadli Zon.

Sesaat lagi, live streaming TVONE acara Catatan Demokrasi Kita yang akan bahas Benarkah Pemilih 02 Islam Garis Keras? Ada Mahfud MD hingga Fadli Zon.

TRIBUNNEWS.COM - Sesaat lagi, live streaming TVONE acara Catatan Demokrasi Kita yang akan bahas Benarkah Pemilih 02 Islam Garis Keras?

Program Catatan Demokrasi Kita kembali hadir di TVONE, Selasa (30/4/2019) pukul 20.00 WIB.

Acara yang digadang menggantikan Indonesia Lawyers Club (ILC) akan tayang sesaat lagi.

Anda bisa menyaksikan Catatan Demokrasi Kita di TVONE lewat link live streaming yang diberikan Tribunnews.com di bawah ini.

Berikut link live streaming Catatan Demokrasi Kita yang akan bahas Benarkah Pemilih 02 Islam Garis Keras? Selasa (30/4/2019) malam ini pukul 20.00 WIB.

Link Live streaming tvONE ILC

Link Live streaming tvONE ILC

Link Live streaming tvONE ILC

Tema yang akan dibahas dalam Catatan Demokrasi Kita di TVONE Selasa malam ini adalah Benarkah Pemilih 02 Islam Garis Keras?

Setidaknya ada empat narasumber yang hadir dalam acara Catatan Demokrasi Kita yang dipandu pembawa berita Andromeda Mercury.

Keempatnya adalah juru kampanye Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Maruf, Maruarar Sirait; mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Mahfud MD; ekonom senior Rizal Ramli; dan Anggota Dewan Pengarah BPN Prabowo-Sandiaga, Fadli Zon.

Baca: Mahasiswa Aceh di Yogyakarta Temui Mahfud MD, Minta Klarifikasi soal Garis Keras, Ini Videonya

Baca: Respons Pernyataan Garis Keras, Politikus Gerindra: Mahfud MD Tinggal Minta Maaf, Selesai

Baca: Pernyataan Provinsi Garis Keras Dikaitkan dengan Isu Khilafah, Mahfud MD Membantah

Dikutip dari Tribun Pontianak, narasi Islam Garis Keras beberapa waktu terakhir ramai diperbincangkan.

Hal itu tak terlepas dari pernyataan yang disampaikan pakar hukum dan tata negara Mahfud MD di satu stasiun televisi.

Dalam wawancara itu, Mahfud MD mengatakan, tempat-tempat kemenangan calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto diidentifikasi dulunya dianggap sebagai provinsi garis keras dalam hal agama.

Mahfud MD juga menyebut beberapa tempat tersebut di antaranya, Jawa Barat, Sumatera Barat, Aceh, dan Sulawesi Selatan.

Dalam pernyataannya di televisi lain, Mahfud MD mengatakan, pernyataannya di televisi itu berawal saat dirinya ditanya soal rekonsiliasi pasca Pilpres 2019.

"Kalau agak maju dari potongan itu, ada pertanyaan, Pak, bagaimana sekarang kalau kita melakukan rekonsiliasi?"

"Maka saya jawab, rekonsiliasi kan belum ada hasil Pemilunya. Sementara kita berpedoman pada hasil quick count," kata Mahfud dilansir akun Youtube TVOne.

"Kalau berdasarkan hasil quick count, saya sendiri meyakini udah selesai. Artinya kemenangan itu udah selesai secara quick count meskipun secara hukum belum resmi, dan itu sulit di balik," jelas Mahfud MD.

"Berdasarkan keyakinan itu, maka saya katakan Pak Jokowi menang, tapi supaya diingat, harus rekonsiliasi," kata Mahfud MD.

Mengapa harus rekonsiliasi?

Mahfud MD mengatakan, karena sebaran kemenangan Jokowi ternyata di tempat-tempat yang dikenal tidak terlalu panas secara agamis.

"Maka saya katakan Pak Jokowi harus melihat bahwa Pak Prabowo itu menang di tempat-tempat yang dulunya, dulunya itu menjadi daerah panas untuk keagamaan," kata Mahfud MD.

"Daerah yang garis keras dalam beragama. Oleh karena itu, mereka harus dirangkul."

"Dirangkul dalam rangka bersatu. Gitu. Agar tidak terjadi pembelahan berdasarkan agama."

"Apa salahnya ini? Nggak ada salahnya," tegas Mahfud MD.

Presenter sempat akan bertanya, tapi oleh Mahfud MD langsung dipotong.

"Ntar dulu, biar dulu baru Anda tanya nanti," katanya.

Mahfud MD kemudian melanjutkan, dirinya mengatakan garis keras, tapi di media sosial itu justru pernyataannya diubah, menjadi radikal.

"Bahwa di Aceh, di Sulawesi dimana itu radikal, ekstrem nggak ada itu. Lihat saja tadi (videonya)," kata Mahfud MD.

Mahfud MD menegaskan, garis keras itu bagus.

"Saya juga garis keras, tahu ndak? Garis keras itu sudah saya jelaskan. Garis keras itu artinya fanatik dan kesetiaan tinggi, tapi tidak radikal," tegasnya.

"Saya bilang Madura juga itu garis keras, bagus. Garis keras itu adalah orang yang punya prinsip tidak mau didikte," papar Mahfud MD.

Mahfud MD menegaskan, istilah "Garis Keras" merupakan term politik.

Ada dalam Ilmu Politik dan berbeda dengan radikal.

"Terus dibilang Pak Mahfud bilang garis keras, harus minta maaf, lho saya memuji atas prinsip Anda semua."

"Seperti saya punya garis keras di bidang hukum, tapi di bidang politik saya garis moderat. Apakah boleh? Dua-duanya boleh, itu kan pilihan," katanya.

"Hebat orang Aceh, hebat orang Padang, hebat orang Sulawesi Selatan, ndak pernah mau dipengaruhi. Jawa Barat juga," kata Mahfud MD sambil acungkan jempol.

"Jangan dibawa ke radikal. Kapan saya bilang orang Aceh radikal?"

"Saya ini orang Islam, berkali-kali saya berkhutbah di Masjid Baiturrahman, masjid terbesar di Aceh."

"Karena keislaman saya dan keislaman orang Aceh cocok," katanya.

"Saya berkali-kali khutbah di seluruh Kota Padang, di berbagai masjid besar. Tanyakan pada orang Padang, cocok, ndak ada masalah," lanjut Mahfud MD.

Mahfud MD mengatakan, dirinya juga pernah bahkan berkali-kali khutbah di Masjid al Markaz yang dipimpin Jusuf Kalla di Makassar.

"Cocok keislaman saya. Saya ndak bilang mereka radikal. Itu kan orang lalu yang rasional, itu kan menanggapi o ya benar."

"Tetapi ini yang buzzer-buzzer itu yang orang bikin tweet bayaran itu lalu membuatnya seakan-akan saya menjelekkan mereka," tegasnya.

Simak pernyataan lengkap Mahfud MD dalam video berikut:

Artikel ini telah tayang di tribunpontianak.co.id dengan judul Benarkah Pemilih 02 Islam Garis Keras? Temukan Jawabannya di Catatan Demokrasi Live TVOne Malam Ini

(Tribunnews.com/Sri Juliati/Tribun Pontianak/Nasaruddin)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini