News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilpres 2019

Temui Jokowi di Istana, Peneliti LIPI: Ini Bukti Secara Politik AHY Realistis Melihat Hasil Pilpres

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Adi Suhendi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Indria Samego saat ditemui di The Habibie Center, Jalan Kemang Selatan, Jakarta Selatan, Kamis (12/1/2017).

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Indria Samego memuji langkah politik Komandan Kogasma Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) bertemu Presiden Joko Widodo (Jokowi), di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (2/5/2019) sore.

Menurut Indria Samego, putera sulang Presiden keenam RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu lebih realistis dalam melihat hasil Pilpres 2019.

"Ini membuktikan bahwa secara politik, AHY lebih realistik dalam melihat hasil Pilpres," ujar Indria Samego yang juga Anggota Dewan Pakar The Habibie Center ini kepada Tribunnews.com, Kamis (2/5/2019).

Baca: Soal Pilpres 2019, AHY: Mudah-mudahan Kita Bisa Menerima Apapun Hasil yang Akan Dijelaskan KPU

Dalam Pilpres 2019, Partai Demokrat berada pada koalisi pendukung pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Dia melihat, AHY mengikuti langkah kudanya Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Zulkifli Hasan yang telah lebih awal bertemu dengan Jokowi.

Baca: Seputar Pertemuan AHY dan Jokowi : Reaksi Sandiaga Uno hingga Pelat Nomor B 2024 AHY

"Dia mengikuti langkah kudanya Zulkifli Hasan. Dari pada menggantang asap, pilih langkah yang antarkan dia ke lingkaran kekuasaan," jelas Indria Samego.

Harapan AHY soal Pilpres

AHY berharap semua pihak menunggu hasil penghitungan secara resmi yang diumumkan Komisi Pemilihan Umum (KPU).

"Mudah-mudahan paling akhir nanti 22 Mei 2019, kita bisa menerima apapun hasil yang akan dijelaskan oleh KPU," ujar AHY usai bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (2/5/2019).

Baca: Bertemu Jokowi di Istana, Ini Hal yang Dibicarakan AHY

Partai Demokrat merupakan partai koalisi pendukung Prabowo - Sandiaga dalam Pilpres 2019.

Prabowo Subianto pun, sudah mendeklarasikan kemenangannya dan sebagian pendukungnya menuding KPU melakukan kecurangan.

Menyikapi hal tersebut, AHY berpendapat sikap terbaik saat ini yaitu menunggu pengumuman KPU dan menghindari sikap yang berlebihan.

Baca: Adian Napitupulu Jelaskan Video Siap Presiden, Begini Tanggapan Arief Poyuono

Terlebih, Pemilu 2019 banyak memakan korban jiwa dalam menjalankan proses penyelenggaraan pesta demokrasi 5 tahunan supaya berjalan damai serta demokratis.

"Kita hormati itu semua, kita apresiasi dengan cara sabar menunggu. Waktunya masih ada, penghitungan terus berlangsung, dari hari ke hari bisa kita monitor secara langsung, berapa suara yang direkapitulasi, perolehan dari Pilpres maupun Pileg juga bisa kita monitor bersama," katanya.

Pembicaraan dengan Jokowi

Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) memenuhi undangan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk bertemu di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (2/5/2019) sore.

AHY yang mengenakan batik berwarna abu-abu serta hitam tiba di Istana sekitar pukul 15.45 WIB menggunakan mobil hitam Land Cruiser B 2024 AHY dan masuk ke ruang kerja Jokowi sekitar pukul 15.25 WIB.

Komandan Kogasma Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) saat berbincang dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (2/5/2019) sore. (Tribunnews.com/ Seno Tri Sulistiyono)

Seusai pertemuan dengan Jokowi, AHY memberikan keterangan pers ditemani Menteri Sekretaris Negara Pratikno, tanpa ditemani Jokowi.

Baca: Respons Sandiaga Uno Sikapi Keputusan Ijtima Ulama yang Meminta KPU Mendiskualifikasi Jokowi-Maruf

"Saya pertama-pertama mengucapkan Alhamdulillah karena sore hari in, bisa memenuhi undangan bapak Presiden Jokowi untuk berbincang-bincang Istana Merdeka atas bantuan pak Pratikno," ujar AHY.

Menurutnya, pertemuan berlangsung dengan suasana baik dan sedikit menyumbangkan gagasan untuk mewujudkan Indonesia ke depan yang semakin baik.

Sehingga, dirinya dengan presiden saling bertukar pikiran.

"Komunikasi itu tidak harus selalu berbicara tentang komunikasi politik secara pragmatis tetapi juga ada hal-hal besar lain dan kita juga selalu harus bisa membangun semangat untuk menjadi bagian besar mewujudkan indonesia semakin baik ke depan," katanya.

Baca: Kisah Haji Lulung Sempat Diteriaki Pendukung Prabowo-Sandi Saat Kampanye di Jakarta Utara

AHY juga tak menampik pembicaraan dengan Jokowi seputar situasi politik usai pencoblosan pada 17 April 2019.

"Tadi sempat dibahas bahwa kita berharap pasca 17 April 2019, hari pencoblosan yang sudah kita lalui bersama, mudah-mudahan kita semuanya bisa tenang, sabar, melihat situasi, perkembangan, sekaligus juga mari kita menjadi masyarakat yang dewasa dalam alam demokrasi yang sehat," ujarnya.


Berpelat B 2024 AHY

Komandan Kogasma Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menemui Presiden Joko Widodo atau Jokowi di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (2/5/2019).

Terpantau, AHY yang merupakan putra dari Presiden Ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tiba di Istana sekira pukul 15.45 WIB dengan mengenakan batik lengan panjang.

Baca: Memakai Batik, AHY Penuhi Undangan Jokowi ke Istana

Kehadiran AHY ke Istana Kepresidenan Jakarta menarik perhatian awak media.

Bukan ke sosok AHY saja, tetapi mobil yang dipakai AHY.

Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) (Seno Tri Sulistiyono/Tribunnews.com)

AHY menggunakan mobil Toyota Land Cruiser hitam dengan pelat nomor B 2024 AHY.

Saat ditanya perihal kedatangannya AHY mengaku ke Istana untuk memenuhi undangan dari Jokowi yang merupakan calon presiden nomor urut 01.

"Iya diundang (Jokowi)," ucap AHY sembari berjalan masuk ke gerbang ketiga komplek Istana.

Saat ditanya pembahasan yang akan dibicarakan dengan Jokowi nantinya, AHY belum dapat menjelaskannya.

"Nanti yah," kata AHY.

Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengungkapkan pertemuan Presiden Jokowi dengan AHY sebagai upaya merangkul Demokrat masuk dalam koalisi.

"Sepertinya yang terlihat seperti itu (merangkul Demokrat). Politik segitu dinamis, jadi menit-menit terakhir berubah sangat cepat, jadi bisa saja yang tadinya berada di sana (oposisi), sekarang berada di sini, itu sangat dinamis," Kata Moeldoko yang juga menjabat Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Maruf.

Baca: Sekjen Demokrat Belum Tahu Rencana Pertemuan AHY dengan Jokowi

Menurut Moeldoko, pada prinsipnya dalam menjalani roda pemerintahan yang efektif, maka dibutuhkan teman atau dukungan partai yang kuat, meskipun partai pendukung Jokowi-Ma'ruf saat ini sudah banyak.

"Sebenarnya sudah di atas 60 (persen), cukup ya. Tapi kalau bisa di atas 80 (persen), kenapa harus 60 kan, sehingga nanti semua hal-hal yang jadi kebijakan itu lebih mudah," tutur Moeldoko.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini