News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilpres 2019

Istilah Setan Gundul yang Disebut Andi Arief Ternyata Sebelumnya Pernah Hantui Kejayaan Orde Baru

Editor: Fitriana Andriyani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Istilah 'setan gundul' yang belakangan ramai diperbincangkan setelah dimunculkan Andi Arief ternyata sebelumnya pernah menghantui kejayaan Orde Baru.

TRIBUNNEWS.COM - Istilah 'setan gundul' yang belakangan ramai diperbincangkan setelah dimunculkan Andi Arief ternyata sebelumnya pernah menghantui masa kejayaan Orde Baru.

Di tengah perhitungan suara yang masih berlangsung untuk menentukan siapa yang akan memimpin Indonesia empat tahun kedepan, ditemukan banyak fenomena-fenomena politik yang terjadi.

Belakangan ini yang ramai dibicarakan ditengah suasana politik pasca pemilu adalah sosok "makhluk halus" yang kembali muncul dalam dunia politik.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menyebut genderuwo untuk politisi yang suka menakut-nakuti.

Kali ini, Wakil Sekjen Partai Demokrat Andi Arief, yang beberapa kali menjadi pemberitaan, menyebut setan gundul.

Penyebutan itu berawal dari sebuah cuitan Andi Arief dalam akun Twitternya pada Senin (6/5/2019).

Baca: Mahfud MD Tanggapi soal Setan Gundul: Memperdebatkan Hal-hal Begitu Itu Tidak Ada Gunanya

Baca: Respons Kivlan Zen Hingga Spekulasi Terkait Pernyataan Setan Gundul Andi Arief

“Dalam Koalisi Adil Makmur ada Gerindra, Demokrat, PKS, PAN, Berkarya, dan rakyat. Dalam perjalanannya, muncul elemen setan gundul yang tidak rasional, mendominasi, dan cilakanya Pak Prabowo mensubordinasikan dirinya. Setan gundul ini yang memasok kesesatan menang 62 persen,” demikianlah cuitan dari Andi Arief.

“Partai Demokrat hanya ingin melanjutkan koalisi dengan Gerindra, PAN, PKS, Berkarya dan Rakyat. Jika Pak Prabowo lebih memilih mensubordinasikan koalisi dengan kelompok setan gundul, Partai Demokrat akan memilih jalan sendiri yang tidak hianati rakyat," lanjutnya.

Penyebutan setan gundul inilah yang akhirnya membuat ramai situasi politik belakangan ini.

Terlebih yang banyak menjadi pusat sorotan fenomena setan gundul ini adalah pihak koalisi Prabowo - Sandiaga Uno.

Cuitan Andi Arief tentang Setan Gundul (Twitter @AndiArief_)

Baca: Kivlan Zen: Andi Arief Setan Gundul, Masa Kita Dibilang Setan Gundul

Baca: BPN Bongkar Proses di Balik Klaim Kemenangan 62 Persen Prabowo-Sandi hingga Setan Gundul

Lalu siapakah kelompok setan gundul yang secara tidak gamblang disebut oleh Andi Arief?

Dilansir Gridhot.ID dari historia.id (8/5/2019), Setan gundul itu tentu saja bukan makhluk halus yang sebenarnya.

Sejarawan Peter Boomgard menemukan sumber dari tahun 1860 yang menyebut setan gundul atau gundul.

( )

H.A. van Hien dalam De Javaansche Geestenwereld (1894) menggambarkan gundul seperti seorang bocah berumur empat atau lima tahun dengan kepala gundul seperti umumnya anak Jawa.

Ia memberikan kekayaan kepada tuannya seperti tugas sosok tuyul.

“Jelas, ada persamaan antara gundul dan tuyul,” kata Boomgard.

“Gundul kemudian hilang begitu saja pada 1930-an dan 1940-an. Dan inilah saatnya tuyul memulai kariernya," tambahnya.

Setan gundul yang dimaksud Andi Arief merupakan istilah politik yang pernah muncul pada masa akhir Orde Baru.

Baca: Kubu Jokowi Berharap Prabowo Keluar dari Dekapan Setan Gundul yang Disebut Andi Arief

Baca: Tanggapi Cuitan Andi Arief Soal Setan Gundul, Mahfud MD : Ditunggu Saja, Tak Usah Membuat Kekisruhan

(wikipedia.org- Presiden Suharto )

Menurut Agus R. Sardjono, disebutnya setan gundul membuat prestise hantu menjadi naik.

“Kata ini digunakan untuk pihak-pihak yang membakar atau menimbulkan huru-hara, baik dalam demonstrasi maupun kerusuhan biasa,” tulis Agus dalam Bahasa dan Bonafiditas Hantu.

Baca Juga : Keluarkan Suara Tangis, Bayi 5 Hari Ini Berhasil Diselamatkan Setelah Ditemukan Tergeletak dalam Mesin Laundry

Istilah setan gundul pertama kali disampaikan oleh Presiden Soeharto.

Menurut laporan Peristiwa 27 Juli yang diterbitkan Institut Studi Arus Informasi (1997), pada mulanya adalah pernyataan Presiden Soeharto ketika menerima pengurus DPP Partai Demokrasi Indonesia (PDI), dua hari menjelang Peristiwa 27 Juli 1996 (Kudatuli).

Kepada Soerjadi, Ketua Umum DPP PDI dan kawan-kawannya, Soeharto mengatakan agar mewaspadai setan-setan gundul yang ikut bermain dalam kemelut PDI.

Baca: Kata Politisi Hanura, Masyarakat Menduga Ini Sosok Setan Gundul yang Disebut Andi Arief di Twitter

Memang pernyataannya tidak menyebut secara eksplisit siapa yang dimaksud setan gundul itu.

Namun, lewat Soerjadi, Soeharto agaknya menuding maksud setan gundul adalah kekuatan anti pemerintah yang bergabung dalam wadah Majelis Rakyat Indonesia (MARI).

Soerjadi, Ketua Umum DPP PDI 1986-1993. (Tangkapan layar Sampul buku Membangun Citra Partai)

Soerjadi, Ketua Umum DPP PDI 1986-1993.

Terbentuknya MARI memang berkaitan dengan kemelut PDI.

MARI merupakan koalisi 30 Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan ormas-ormas yang mendukung Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum PDI yang terpilih secara aklamasi dalam Kongres Luar Biasa PDI di Surabaya tahun 1993.

MARI didirikan pada 26 Juni 1996 di kantor YLBHI di Jalan Diponegoro 74 Jakarta.

Pada saat itu pemerintah tidak mengakui Megawati sebagai Ketua Umum PDI karena disinyalir masih berkaitan dengan MARI.

Dalam Kongres PDI di Medan pada 1996, pemerintah mendukung Soerjadi sebagai Ketua Umum PDI.

Mega mempertahankan posisinya sebagai Ketua Umum PDI.

Baca: DIALOG: Menerka Sosok Setan Gundul Pembisik Prabowo (Bag. 1)

Baca: DIALOG: Menerka Sosok Setan Gundul Pembisik Prabowo (Bag. 2)

(infobiografi.com - Megawati Soekarno Putri)

Kubu Soerjadi yang didukung pemerintah merebut paksa kantor DPP PDI di Jalan Diponegoro Jakarta pada 27 Juli 1996.

Peristiwa Kudatuli itu menelan korban jiwa dan membuat beberapa aktivis mendekam di penjara.

Menurut laporan Peristiwa 27 Juli 1996, pernyataan setan gundul dari Presiden Soeharto yang terkesan guyonan itu ternyata berdampak luas di kemudian hari.

Setelah meletus peristiwa 27 Juli 1996, aktivis-aktivis LSM tergabung dalam MARI distigma sebagai setan gundul itu diburu oleh aparat.

Karena, seperti halnya PRD (Partai Rakyat Demokratik), mereka bukan saja dianggap ikut bermain dalam kemelut PDI, melainkan juga dituduh sebagai penggerak terjadinya kerusuhan Sabtu kelabu itu.

(GridHot.ID/Nicolaus Ade Prasetyo)

Artikel ini telah tayang di GridHot.ID dengan judul Fenomena Setan Gundul, Pernah Hantui Kejayaan Orde Baru dan Muncul Kembali Usai Pemilu 2019

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini