News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilpres 2019

Moeldoko Bantah Pemerintah Sebar Sniper pada Tanggal 22 Mei

Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Malvyandie Haryadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko menegaskan, aparat keamanan TNI-Polri tak akan menggunakan senjata api apalagi mengerahkan penembak jitu atau sniper dalam mengamankan massa saat pengumuman hasil Pemilu 22 Mei 2019, mendatang.

Menurut Moeldoko, ada pihak yang mencoba membangun opini publik bahwa ada kelompok sniper yang telah disiapkan oleh pemerintah.

Sehingga, jika terjadi penembakan bahwa aparat keamanan yang melakukan dan sniper yang menembak.

"Saya ingin tegaskan, tidak ada sniper! Jadi supaya paham agar tidak digulung jd berita yg merugikan pemerintah. Saya katakan dgn tegas, tidak ada sniper," ucap Moeldoko saat menghadiri buka bersama Tim Kampanye Nasional (TKN) di Posko Cemara, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (17/5/2019).

Ketua harian TKN Jokowi-Ma'ruf ini pun menyebut, masih mengindikasi pihak mana yang mencoba menggiring opini soal pengerahan sniper saat aksi massa.

Baca: Padahal Cerdas, Siswa SMA di NTB Ini Sengaja Tak Diluluskan Kepala Sekolah Gara-gara . . .

Baca: Polri Konfirmasi Info Soal 2 WN Malaysia Rencanakan Serangan ke Gereja di Yogyakarta

Baca: Ariel Noah Jelaskan Hubungannya dengan Laissti, Wanita yang Menyuapinya Makan

"Ya liat nanti saja perkembangannya," kata Moeldoko.

Untuk itu, Moeldoko pun mengimbau agar seluruh masyarakat Indonesia untuk tidak perlu berbondong-bondong ke sebuah tempat titik berkumpul.

Ia mengatakan, hal itu pada akhirnya akan digunakan sebagai tempat yang dimanfaatkan oleh kelompok tertentu tersebut.

Mantan Panglima TNI ini mengatakan, saat ini masyarakat dimana-mana sudah mulai menginginkan sebuah situasi yang aman dan tertib.

Moeldoko menyebut, mereka tidak menginginkan gerakan 'people power' yang pada akhirnya merugikan semua warga negara.

Meski begitu, Moeldoko enggan menyebut kelompok yang dimaksud tersebut.

"Semuanya rugi. Semuanya dari kita akan rugi. Ngapain jauh-jauh dari luar kota ke Jakarta tahu-tahu menghadapi sebuah musibah. Ini skenario yang disiapkan kelompok tertentu. Saya harus tegas dan clear," kata Moeldoko.

Peringatan Kedubes AS

Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta memperingatkan, risiko aksi teroris di seluruh Indonesia akan meningkat pada 22 Mei 2019 atau saat Komisi Pemilihan Umum dijadwalkan mengumumkan hasil Pemilu 2019.

Untuk itu, Kedubes AS mengimbau masyarakat waspada dan menghindari area yang rawan terjadi unjuk rasa.

Berdasarkan catatan Kompas, polisi telah membongkar sejumlah aksi teror yang direncanakan pada 22 Mei 2019.

Pada 8 Mei 2019, misalnya, tim Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri menangkap 10 anggota kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Bekasi di sejumlah lokasi di Bekasi, Jawa Barat. Kelompok itu menargetkan aksi teror terhadap polisi serta peserta unjuk rasa pada 22 Mei 2019.

Baca: Video Viral Seorang Ibu Tidur di Jalan, Hadang Rombongan Presiden Jokowi

Baca: Live Score Persela Lamongan Vs Madura United: Lolos dari Jebakan Offside, Alex Samakan Kedudukan 1-1

Baca: Atta Halilintar Banyak Begadang di Bulan Ramadan, Maklum Kerjaan Bejibun

”Otoritas kepolisian Indonesia mengumumkan, risiko terorisme meningkat berhubungan dengan adanya finalisasi hasil Pemilu 2019. Media telah melaporkan adanya penangkapan warga Indonesia akhir-akhir ini atas tuduhan terorisme,” demikian peringatan yang disampaikan Kedubes AS di Jakarta melalui situsnya, Jumat (17/5/2019).

Selain risiko terorisme, Kedubes AS juga memperingatkan, gerakan demonstrasi dapat terjadi di kantor penyelenggara Pemilu 2019, seperti Komisi Pemilihan Umum (KPU) di Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta, dan Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat.

Unjuk rasa juga dapat terjadi di kantor penyelenggara Pemilu 2019 yang berada di luar Jakarta, termasuk Surabaya dan Medan.

”Polisi Indonesia menyatakan akan menambah personel keamanan yang mengamankan kantor penyelenggara Pemilu 2019 dan lokasi lain di Jabodetabek. Penutupan jalan dan gangguan lalu lintas yang signifikan diperkirakan terjadi di area di mana ada demonstrasi,” pesan Kedubes AS.

Memantau media massa

Demi keamanan, Kedubes AS mengimbau warga AS menghindari lokasi di mana demonstrasi terjadi dan berhati-hati apabila berada di dekat lokasi yang melibatkan massa.

Masyarakat juga diperingatkan untuk selalu memantau laporan terkini media massa serta mewaspadai lingkungan sekitar setiap saat.

Untuk menerima laporan keamanan terkini dari Kedubes atau Konsulat AS, masyarakat dapat mendaftarkan diri ke layanan informasi bernama STEP (Smart Traveler Enrollment Program).

Selain itu, informasi juga tersedia melalui halaman media sosial Kedubes dan Konsulat AS di Twitter dan Facebook.

Berita ini sudah tayang di KOMPAS.ID dengan judul: Kedubes AS Ingatkan Ancaman Aksi Teroris di Indonesia

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini