Kumpulan berita terkait aksi 22 Mei 2019, dari tanggapan Kepala Staf TNI AD hingga penemuan bom molotov
TRIBUNNEWS.COM - Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah mengungumkan pemenang Pilpres 2019, pada hari Selasa (21/5/2019) dinihari.
Hasil Pilpres 2019 telah ditetapkan berdasarkan rekapitulasi KPU, pasangan Jokowi-Ma'ruf unggul atas Prabowo-Sandiaga dengan 55,50 persen berbanding 44,50 persen.
Penetapan ini dilakukan lebih cepat dari jadwal yang telah ditetapkan sebelumnya, yaitu Rabu (22/5/2019).
Terkait dengan pengumuman pemenang Pemilu 2019, Kepala Staf TNI AD Jenderal Andika Perkasa menyebut, hingga saat ini tidak ada informasi yang menyatakan pergerakan massa yang masif dalam menyikapi hasil Pemilu 2019 yang diumumkan KPU.
Baca: KPU Beri Waktu Peserta Pemilu hingga 24 Mei 2019, Demokrat Pastikan Akan Ajukan Gugatan ke MK
Baca: BPN Prabowo-sandiaga Bantah Laporan Kecurangan Pemilu Dimentahkan Bawaslu
Ia juga menegaskan, kondisi saat ini masih aman terkendali.
Selain itu, Jenderal Andika mengatakan, walaupun ada aksi yang masih bisa dipandang sebagai keinginan untuk sekadar menyampaikan pendapat.
Ia menambahkan, sejauh ini belum ada informasi yang menyatakan pergerakan besar-besaran.
Keterangan tersebut diucapkan Jenderal Andika di Balai Komando Kopassus di Cijantung, Jakarta Timur, kemarin Senin (20/5/2019).
Terkait dengan adanya rencana turunnya purnawirawan dalam aksi tersebut, ia yakin, senior di TNI akan memberikan contoh yang baik pada generasi penerusnya.
“Kami yakin beliau-beliau juga punya kesadaran, kedewasaan, sehingga kalau beliau-beliau ini mau berpartisipasi tidak akan mengajari kami (yang tidak baik) para junior dan adik-adik ini,” ujar Andika.
Untuk kesiapan pengamanan pengumuman hasil Pemilu 2019, sebanyak 162.000 prajurit disiagakan untuk membantu mengawal di seluruh Indonesia.
Untuk pengamanan akan dipimpin oleh Polri yang akan mempertimbangkan ritme keamanan yang diberlakukan.
Jenderal Andika juga berharap kondisi tetap aman dan tidak ada aksi pergerakan massa seperti banyak dibicarakan.
Ia kembali menegaskan, TNI AD siap untuk ditugaskan apabila dibutuhkan.
Sementara itu, lebih dari 100 jenderal purnawirawan TNI-Polri yang tergabung dalam Front Kedaulatan Bangsa mengeluarkan pernyataan sikap terkait proses Pemilu Presiden 2019 dalam sebuah acara jumpa pers di Hotal Grand Mahakam, Jakarta, Senin (20/5/2019).
Sang ketua, Jenderal TNI (Purn) Tyasno Sudarto mengatakan, kondisi politik bangsa sudah sangat memprihatinkan.
Ia menilai, demokrasi telah dicederai oleh penguasa.
"Saat ini bangsa dan negara kita sedang alami kondisi politik yang tidak stabil disebabkan hak kedaulatan rakyat telah dirampas, dengan terjadinya kecurangan pemilu yang terstruktur, sistemasif, masif dan brutal," kata Tyasno saat menggelar jumpa pers.
Ia juga menambahkan, pihaknya mengajak seluruh elemen masyarakat untuk tetap menyuarakan kebenaran meskipun banyak rintangan yang dihadapi.
Polisi temukan bom molotov di rombongan aksi 22 Mei
Sebelumnya, tiga mobil Elf berisi 56 orang diamankan polisi di jembatan Surabaya-Madura atau Suramadu pada hari Senin (20/5/2019) pagi.
Dikutip dari Kompas.com, salah satu mobil Elf membawa rangkaian bom molotov.
Irjen Luki Hermawan, Kapolda Jawa Timur mengatakan, mereka menemukan bom molotov berjumlah empat buah.
Luki juga memastikan, para penumpang asal Madura itu akan berangkat ke Jakarta untuk mengikuti aksi pada 22 Mei mendatang.
(Tribunnews.com/ Apfia Tioconny Billy/Renald)