News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilpres 2019

5 Kabar Soal Pertemuan Jokowi-Prabowo: TKN Sesalkan Ucapan Dahnil, Prabowo Dikabarkan Ketemu JK

Penulis: Sri Juliati
Editor: Fathul Amanah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Capres nomor urut 01 Joko Widodo (kiri) dan Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto (kanan) berjalan bersama usai menandatangani prasasti deklarasi damai saat meghadiri Deklarasi Kampanye Damai Pemilu Serentak 2019 di Silang Monas, Jakarta, Minggu (23/9/2018).

Inilah empat kabar soal pertemuan Jokowi dan Prabowo. TKN sesalkan ucapan Dahnil hingga peran dua tokoh.

TRIBUNNEWS.COM - Sejumlah pihak kembali mendorong agar adanya pertemuan antara kandidat Pilpres 2019, Joko Widodo dan Prabowo Subianto.

Sebab, sejak selesainya masa pencoblosan Pilpres 2019 hingga sekarang, belum ada pertemuan di antara Jokowi dan Prabowo.

Dalam beberapa kesempatan, Jokowi mengaku telah berinisiatif ingin bertemu dengan Prabowo.

Bahkan ia telah mengirim orang kepercayaan untuk berkomunikasi dengan calon presiden nomor urut 02 itu.

Sayangnya, upaya itu belum berhasil sehingga pertemuan keduanya belum terealisasi hingga kini.

Baca: Ajukan Gugatan ke MK Jumat Siang, Ini Tuntutan BPN Prabowo-Sandi dan Syarat yang Harus Dibawa

Baca: Jokowi Ingin Temui Prabowo, Dahnil Anzar Tekankan Pertemuan Tak Bahas Kecurangan Pilpres 2019

Sementara itu, di kubu Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga mengungkapkan, bila Jokowi ingin bertemu, maka bisa menemui perwakilan Prabowo.

Pernyataan ini pun disesalkan pihak Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Maruf.

Selain itu, ada kabar, Prabowo telah bertemu Jusuf Kalla (JK) serta adanya peran dari dua tokoh nasional yang diharapkan bisa mempertemukan Jokowi dan Prabowo.

Berikut lima kabar soal pertemuan Jokowi dan Prabowo, sebagaimana dirangkum Tribunnews.com:

1. PP Muhammadiyah dorong pertemuan Jokowi dan Prabowo

Ketua PP Muhammadiyah Haedar Nashir dalam Konferensi Pers di Gedung PP Muhammadiyah, Kamis (23/5/2019). (Kompas.com/Fitria Chusna Farisa)

Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir mengatakan, sejak awal saat ormas-ormas Islam bertemu dengan Jusuf Kalla, telah menyampaikan imbauan agar Jokowi dan Prabowo bertemu.

Haedar mengatakan, pihaknya juga menangkap isyarat berbagai pernyataan kedua tokoh untuk melakukan silaturahim.

Baik Jokowi maupun Prabowo telah sama-sama menyampaikan pernyataan yang positif, mengajak masyarakat untuk mengakhiri situasi ini dengan tetap berpegang pada konstitusi.
Keduanya juga meminta publik menjunjung tinggi kedamaian dan tak menggunakan kekerasan.

"Ini semua menunjukkan, kedua tokoh bangsa ini akan menjalin silaturahim. Mungkin soal waktu saja," ujar Haedar di Gedung PP Muhammadiyah, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (23/5/2019).

Baca: PP Muhammadiyah Minta Aksi Massa Dihentikan

2. Prabowo sudah ketemu Jusuf Kalla?

Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla dikabarkan bertemu dengan Prabowo.

Hal itu merujuk pada kabar yang beredar disertai dengan pernyataan Kalla sebelumnya, ia tengah mengupayakan membangun komunikasi dengan Prabowo.

Diketahui, Prabowo sempat meninggalkan kediamannya di Jalan Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta, Kamis (23/5/2019) sore.

Saat ditanya apakah bertemu dengan Prabowo di sekitar jam tersebut, Kalla tidak membantah dan tidak membenarkan.

Kalla hanya menjawab, hari ini (kemarin, red) ia bertemu dengan banyak tokoh.

"Hari ini (kemarin, red) saya banyak bertemu tokoh-tokoh dan sahabat-sahabat. Itu saja yang bisa saya katakan. Termasuk malam ini."

"Tadi di NU. Optimistis pokoknya. Harapan kita ke MK (Mahkamah Konstitusi) itu final dan semua pihak tentu menyetujui apa yang diputuskan MK," ujar Kalla di rumah dinasnya, Menteng, Jakarta, Kamis (23/5/2019).

Saat ditanya kembali apakah satu tokoh yang ditemui adalah Prabowo, Kalla kembali tak menjawab secara tegas.

"Ya pokoknya banyak tokoh lah," lanjut dia.

Baca: Pascaperistiwa 22 Mei, Jusuf Kalla Kumpulkan Sejumlah Tokoh Nasional Usai Salat Tarawih

3. Prabowo belum ada rencana bertemu Jokowi

Koordinator Juru Bicara BPN, Dahnil Anzar Simanjuntak mengatakan, Prabowo tidak keberatan jika Jokowi ingin bertemu.

"Pertemuan dan silaturahim itu silakan saja. Kapan pun Pak Jokowi silaturahim ke Kertanegara atau ke Hambalang, Pak Prabowo itu welcome," ujar Dahnil saat ditemui di kediaman Prabowo, Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Kamis (23/5/2019).

Namun, dalam waktu dekat ini, Prabowo belum berencana menemui Jokowi di Istana Merdeka, seperti yang dilakukan oleh sejumlah elite partai politik pasca-pilpres.

Sebab saat ini, Prabowo tengah fokus menyiapkan permohonan sengketa hasil Pilpres 2019 ke Mahkamah Konstitusi (MK).

"Pak Prabowo kan lagi ngurus MK dan segala macam. Dan Pak Prabowo itu lebih senior. Saya pikir, tergantunglah," tutur Dahnil.

Di kesempatan lain, Dahnil bilang, bila Jokowi memang ingin tetap bertemu, capres petahana itu bisa menemui perwakilan Prabowo.

"Nanti Mas Priyo (Sekjen Partai Berkarya Priyo Budi Santoso) mungkin kalau Pak Jokowi mau ketemu, nanti diwakili Mas Andre (politikus Partai Gerindra Andre Rosiade) atau Mas Priyo atau Mas Aris," kata Dahnil, Selasa (21/5/2019).

Baca: Jokowi Ingin Temui Prabowo, Dahnil Anzar Tekankan Pertemuan Tak Bahas Kecurangan Pilpres 2019

4. TKN sesalkan ucapan Dahnil

Terkait ucapan Dahnil soal pertemuan Jokowi dan Prabowo yang bisa diwakilkan, Wakil Ketua TKN, Arsul Sani menyesalkan pernyataan.

Koordinator juru bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Dahnil Anzar Simanjuntak terkait upaya rekonsiliasi usai Pemilu 17 April.

Arsul menilai, peryataan Dahnil justru menghambat dan merenggangkan proses rekonsiliasi itu.

"Ketika dia (Dahnil) bilang bahwa cukup Pak Prabowo diwakili saja untuk bertemu Pak Jokowi. Saya kira ini bukan statement yang bagus," ucap Arsul di Posko Cemara, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (23/5/2019).

Sekjen Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ini menyebut, pernyataan Dahnil seolah menunjukkan adanya keangkuhan.

Padahal, kata Arsul, Jokowi sebagai capres petahana telah menunjukkan sikap rendah hati dengan menyatakan ingin bertemu Prabowo.

"Beliau (red-Jokowi) tidak mentang-mentang, jemawa, sebagai presiden lalu tidak mau bertemu dengan pihak yang jadi lawan kontestasinya," kata Arsul.

Baca: TKN Sesalkan Pernyataan Dahnil Soal Rencana Pertemuan Jokowi-Prabowo

5. Harapan pada dua tokoh

Direktur Eksekutif Indo Barometer Muhammad Qodari saat ditemui di Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (3/4/2018). (Fransiskus Adhiyuda/Tribunnews.com)

Direktur Eksekutif Indo Barometer, Muhammad Qodari mengatakan, ada dua tokoh nasional yang diharapkan bisa mempertemukan Jokowi dan Prabowo.

Pertama, Jusuf Kalla.

Selain sebagai tokoh senior dan usianya di atas Jokowi dan Prabowo, JK merupakan representasi dari kalangan Islam

Walau aktif di Golkar, kata Qodari, tetapi track record JK sangat kuat dengan isu-isu keislaman.

Apalagi JK juga menjabat sebagai Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) periode 2012-2022.

"Sementara di sekitarnya Pak Prabowo selama ini, termsuk rerorika yang muncul adalah retorika keagamaan."

"Sehingga Pak JK lebih mudah diterima Pak Prabowo, minimal oleh orang-orang di sekitarnya," kata dia dalam program Breaking News KompasTV, Kamis (23/5/2019).

Tokoh kedua adalah Megawati.

Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Seokarnoputri memberikan sambutan usai melakukan panen raya padi MSP yang merupakan hasil persilangan bibit pac lokal temuan peneliti Surono Danua Di Desa Majakerta, Kecamatan Balongan, Indramayu, Jawa Barat, Kamis (4/4/2019). (TRIBUN/HO)

Menurut Qodari, Mega bisa satu tokoh yang dapat mempertemukan kandidat Pilpres 2019 karena bisa diterima oleh keduanya.

"Dari sisi Pak Jokowi, tentu karena Pak Jokowi adalah kader PDIP," kata dia.

Sementara dari sisi Prabowo, lanjut Qodari, rupanya ada peran keluarga Megawati dalam kehidupan Ketua Umum Partai Gerindra tersebut.

"Mungkin tidak banyak yang tahu, waktu Prabowo di luar negeri, di Yordania, yang memintanya untuk pulang namanya Pak Taufik Kiemas (alm), suami Bu Mega."

"Ia (Taufik Kiemas) bilang, Pak Prabowo, jangan di luar negeri, pulanglah. Partisipasimu, kontribusi dalam membangun Indonesia masih diperlukan, dibutuhkan," lanjut Qodari.

Menurut Qodari, Megawati seharusnya bisa diterima dan dihormati oleh Prabowo.

Apalagi, keduanya pernah berpasangan sebagai calon presiden dan calon wakil presiden di Pilpres 2009.

Baca: Megawati Disebut Bisa Pertemukan Jokowi dan Prabowo Pasca-Pilpres 2019, Ini Alasannya

(Tribunnews.com/Sri Juliati/Fransiskus Adhiyuda Prasetia/Kompas.com)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini