Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Arsul Sani menyesalkan peryataan Koordinator juru bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Dahnil Anzar Simanjuntak terkait upaya rekonsiliasi usai Pemilu 17 April.
Arsul menilai, peryataan Dahnil justru menghambat dan merenggangkan proses rekonsiliasi itu.
"Ketika Dia (Dahnil) bilang bahwa cukup Pak Prabowo diwakili saja untuk bertemu Pak Jokowi. Saya kira ini bukan statement yang bagus," ucap Arsul di Posko Cemara, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (23/5/2019).
Sekjen Partai Persatuan Pembanguan (PPP) ini menyebut, pernyataan Dahnil seolah menunjukkan adanya keangkuhan.
Padahal, kata Arsul, Jokowi sebagai calon presiden (capres) petahana telah menunjukkan sikap rendah hati dengan menyatakan ingin bertemu Prabowo.
"Beliau (red-Jokowi) tidak mentang-mentang, jemawa, sebagai presiden lalu tidak mau bertemu dengan pihak yang jadi lawan kontestasinya," kata Arsul.
Baca: Brimob yang Video Call Anaknya saat Aksi Massa 22 Mei Ditawari Liburan ke Bali Gratis
Ia pun berharap BPN Prabowo-Sandi bisa memelihara iklim yang kondusif usai Pemilihan Umum (Pemilu) 2019.
Salah satu caranya dengan mengeluarkan pernyataan yang saling menghormati.
"Kita sama-sama tunggu seperti apa perkembangannya dalam satu-dua hari ini," ujar Arsul.
Dikabarkan sebelumnya, Koordinator juru bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Dahnil Anzar Simanjuntak berbicara tentang rencana pertemuan Prabowo dengan Jokowi.
Dahnil menyebut BPN belum merencanakan pertemuan kedua capres itu. Namun, bila memang ingin tetap bertemu, kata Dahnil, Jokowi bisa menemui perwakilan Prabowo.
"Nanti Mas Priyo (Sekjen Partai Berkarya Priyo Budi Santoso) mungkin kalau Pak Jokowi mau ketemu, nanti diwakili Mas Andre (politikus Partai Gerindra Andre Rosiade) atau Mas Priyo atau Mas Aris," kata Dahnil, Selasa (21/5/2019).