TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Calon wakil presiden (cawapres), KH Ma'ruf Amin mengaku sebelumnya tidak pernah menyangka bersanding dengan Joko Widodo pada Pilpres 2019.
Ia mengaku mau menjadi cawapres karena menurutnya suatu pengabdian dan dorongan para ulama.
"Saya mau (jadi cawapres) dalam rangka melanjutkan dan membangun kemaslahatan dan kemanfaatan umat," kata KH Ma'ruf saat acara buka puasa bersama di rumah Mantan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Sutrisno Bachir di Jakarta, Minggu (26/5/2019).
KH Ma'ruf mengatakan, dirinya akan terus membangun hubungan baik dengan semua elemen ormas yang ada.
Saat pertemuan itu, Ma'ruf berterimakasih kepada relawan Garda Matahari yang telah berjuang mendukung pasangan capres dan cawapres Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin.
"Saya mengucapkan terimakasih banyak atas dukungan relawan Garda Matahari yang sebagian besar merupakan kader Muhammadiyah," ujarnya.
Selaku tuan rumah, Sutrisno Bachir mengaku agak kesulitan menyakinkan sebagian kader Muhammadiyah untuk mendukung pasangan Jokowi-Ma'ruf.
Baca: Gugat Pilpres ke MK, Sandiaga: Ini Tuntutan dari Masyarakat
Pasalnya KH Ma'ruf merupakan Rais Aam Nahdhatul Ulama yang merupakan jabatan jabatan tertinggi bagi ormas Islam terbesar di Tanah Air.
"Melalui Garda Matahari yang diketuai Azrul Tanjung, kami terus menggalang suara mendukung pasangan nomor urut satu," kata Sutrisno.
Sutrisno meminta agar KH Ma'ruf tidak melupakan peran dari kader Muhammadiyah dalam kabinet baru.
"Terutama Azrul Tanjung, hendaknya diikutsertakan dalam bidang ekonomi di kabinet baru," imbuh Sutrisno.
Koordinator Nasional Garda Matahari Azrul Tanjung mengaku sudah bekerja sama sejak lama dengan KH Ma'ruf terutama dalam pemberdayaan ekonomi umat.
Baca: Tiket Pesawat Domestik Mahal, Turis Indonesia Pilih Liburan ke Luar Negeri
Saat KH Ma'ruf menduduki posisi Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), Azrul menduduki posisi Ketua Bidang Pemberdayaan Ekonomi Umat.
Bahkan gagasan ekonomi keumatan yang dicetuskan KH Ma'ruf dituangkan Azrul Tanjung melalui buku Arus Baru Ekonomi Indonesia yang diluncurkan pada November tahun lalu.