Jelang penetapan presiden dan wakil presiden Joko Widodo-Maruf Amin, Prabowo Subianto tak akan hadir hingga harapan KPU.
TRIBUNNEWS.COM - Usai sidang MK Pilpres 2019 digelar pada Kamis (27/6/2019), Komisi Pemilihan Umum (KPU) akan menetapkan Joko Widodo-Maruf Amin sebagai presiden dan wakil presiden periode 2019-2024.
Penetapan tersebut akan dilakukan dalam rapat pleno terbuka oleh KPU di Kantor KPU, Menteng, Jakarta Pusat pada Minggu (30/6/2019) pukul 15.30 WIB.
Sebelumnya, dalam sidang sengketa Pilpres 2019, MK memutuskan menolak dalil permohonan Tim Hukum Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
"Mahkamah menolak seluruh permohonan dari pihak pemohon," kata Ketua MK, Anwar Usman, dalam sidang, Kamis.
Baca: Sikapi Keputusan MK, Begini Beda Pidato Prabowo dan Jokowi
Baca: Ini Sejumlah Dalil dalam Gugatan Prabowo-Sandiaga yang Ditolak MK
Lebih lanjut, Anwar menegaskan bahwa putusan tersebut berdasarkan fakta persidangan.
Dirangkum Tribunnews dari Kompas.com, berikut ini fakta menjelang penetapan presiden dan wakil presiden Jokowi-Maruf :
1. Prabowo tak akan hadir
Sekjen Partai Gerindra, Ahmad Muzani, mengungkapkan Prabowo Subianto tak akan hadir dalam rapat pleno terbuka penetapan pasangan presiden dan wakil presiden terpilih pada Minggu.
Menurutnya, lazimnya Prabowo tak perlu hadir saat penetapan pasangan presiden dan wakil presiden.
"Saya kira kelazimannya selama ini enggak ya."
"Di pilkada juga enggak juga seperti itu."
"Jadi cukuplah," ungkap Muzani di kediaman Prabowo, Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Jumat (28/6/2019).
2. Imbauan agar tak ada mobilisasi massa
Kapolri Jenderal Tito Karnavian, mengimbau masyarakat agar tidak ada mobilisasi massa saat penetapan presiden dan wakil presiden oleh KPU pada Minggu besok.
Baca: Cerita Jokowi Gagal Makam Malam di Rumah Maruf Amin Gara-gara Sidang MK
Baca: Momen Menarik KTT G20, Jokowi Banjir Ucapan Selamat, Dapat Permen dari Trump, Diapit Erdogan-Macron
Tito mengatakan mobilisasi massa berpotensi disusupi pihak ketiga yang diduga ingin membuat kekacauan.
"Saya mengimbau masyarakat untuk tidak perlu lakukan mobilisasi massa kembali."
"Karena mobilisasi massa itu rawan nanti pihak ketiga mendompleng," ujar Tito di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (28/6/2019).
Lebih lanjut, Tito menyebutkan ia berkaca pada peristiwa 21-22 Mei 2019 saat aksi menolak hasil Pilpres 2019.
Ia juga mengatakan mobilisasi massa tidak perlu dilakukan karena penetapan presiden dan wakil presiden bisa disaksikan melalui media massa.
"Kita cukup menyaksikan saya kira dari rumah masing-masing."
"Dari gadget masing-masing, bisa online, live streaming, segala macem, tanpa perlu mobilisasi," ucap Tito.
Tito menegaskan pihaknya akan bertindak tegas melalui pendekatan persuasif atau terstruktur, jika terjadi melanggar hukum.
3. Harapan KPU
Berbeda dengan pernyataan Sekjen Partai Gerindra, Ahmad Muzani, yang menyatakan Prabowo Subianto tak akan datang saat penetapan presiden dan wakil presiden, KPU justru mengharapkan kehadiran mantan Komandan Jenderal Kopassus ke-15 ini.
Baca: Gelar Halal Bihalal, Aliansi Relawan Jokowi Serukan Semangat Persatuan Pasca Putusan MK
Baca: Prabowo Akan Konsultasi Adakah Langkah Konstitusional Lain, Jokowi Tegaskan Putusan MK Final
"Saya berharap peserta pemilu (presiden) bisa hadir semua, paslon 01 dan 02."
"Kurang semarak kalau yang datang cuma salah satu," kata Ketua KPU Arief Budiman, di Kantor KPU, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (28/6/2019).
Arief menyebutkan, penetapan presiden dan wakil presiden 2014 lalu hanya dihadiri Joko Widodo-Jusuf Kalla.
Saat itu, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa memilih tidak hadir.
Tak hanya soal kedatangan Prabowo, Arief juga mengharapkan pasangan calon nomor urut 01 dan 02 melakukan pidato bersama.
"Kami akan memberikan kesempatan kepada masing-masing paslon untuk memberikan sambutan dalam rangkaian acara resminya," ujar Arief.
Ia berharap momen tersebut bisa digunakan Prabowo dan Jokowi menyampaikan segala hal yang menjadi harapan mereka.
Baca: Prabowo Bubarkan Koalisi Indonesia Adil Makmur dan BPN Prabowo-Sandi
Baca: Koalisi Parpol Pendukung Prabowo Resmi Bubar
Tak hanya itu, Arief mengatakan Joko Widodo-Maruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno akan diberi kesempatan untuk melakukan konferensi pers bersama-sama di akhir rangkaian acara.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W, Kompas.com/Kristian Erdianto/Devina Halim/Fitria Chusna Farisa)