Laporan Wartawan Tribunnews, Taufik Ismail
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Badan Komunikasi Gerindra Andre Rosiade tidak menampik bahwa masih ada pendukung Prabowo-Sandiaga yang militan menolak hasil Pemilu 2019.
Namun, menurutnya berdasarkan survei, mayoritas pendukung Prabowo-Sandiaga sudah bisa menerima hasil Pemilu Presiden 2019.
Baca: Doddy Sudrajat Kecewa & Tunjukkan Bukti Percakapan Saat Vanessa Angel Menolak Dijemput
"Jadi kita sudah melakukan survei, 60 persen pendukung pak Prabowo itu sudah bisa menerima hasil putusan MK," ujar Andre di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu, (3/7/2019).
Menurutnya sebesar 40 persen pendukung Prabowo-Sandiaga terbagi menjadi dua.
25 persen pendukung menyerahkan sepenuhnya kepada Prabowo Subianto untuk rekonsiliasi dan 15 persennya menolak rekonsiliasi.
"Tapi berdasarkan survei mayoritas pendukung pak Prabowo menginginkan yang terbaik bagi bangsa," katanya.
Andre membantah bila ada relawan atau pendukung Prabowo-Sandiaga yang kini menyebrang ke koalisi Jokowi-Maruf Amin.
Baca: Bocah yang Ditemukan Tewas di Bak Mandi Anak Semata Wayang dan Dikenal Periang
Baca: Ayu Ting Ting Berhenti dari Pesbukers, Ini Komentar Pihak ANTV
Baca: Dirjen Bea dan Cukai Dorong BUMDes Hingga Pengusaha Bangun Pusat Logistik Berikat di Perbatasan
Adapun kericuhan relawan Selasa kemarin hanya diakibatkan oleh penyusup yang mencoba mensabotase acara.
Untuk diketahui sempat terjadi kericuhan antara relawan Prabowo-Sandi di D'Hotel, Jakarta, Selasa, (2/7/2019). Kericuhan terrjadi karena sebagian relawan tidak setuju dengan adanya salah satu poin pernyataan sikap relawan yang seolah-olah memberikan selamat kepada pasangan Jokowi-Ma'ruf.
"Itu relawan kami komplain karena ada yang bacain statemen itu, padahal acaranya bukan itu. seperti ada penyusup. intinya memang menunjukkan militansi pendukung 02 luar biasa. tentu pak Prabowo sangat memperhatikan aspirasi pendukung 02," katanya.
Beda pendapat
Relawan dan pendukung pasangan capres-cawapres nomor urut 02 terlibat adu pendapat ketika menggelar acara pembacaan 'Pernyataan Sikap dan Konsolidasi Relawan dan Pendukung Prabowo-Sandi Pasca Putusan MK' di D Hotel, Jakarta Selatan, Selasa (2/7/2019).
Pernyataan sikap yang dibacakan seorang relawan memicu terjadinya perbedaan sikap antara relawan dan pendukung.
Ada poin sikap yang dinilai tidak sesuai oleh relawan atau pendukung lainnya.
Sejumlah orang yang hadir menyatakan tidak setuju dengan pernyataan sikap yang dibacakan.
"Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) bersifar final dan mengikat, tidak ada upaya hukum lain yang bisa menganulir keputusan MK tersebut," ujar seorang relawan saat membacakan pernyataan sikap.
Kemudian ia melanjutkan, "Menyadari hal itu, kami dari Koalisi Relawan dan Pendukung Prabowo-Sandi menerima keputusan tersebut," jelas relawan itu.
Baca: KPU Masih Menimbang-nimbang Pentingnya Hadirkan Saksi Untuk Sengketa Hasil Pileg 2019
Baca: Cari Helikopter Hilang Kontak di Papua, Posko SAR Oksibil Lakukan Kontak Radio ke 34 Distrik
Baca: Polisi Beri Penjelasan Soal Kasus Bau Ikan Asin Galih Ginanjar
Penolakan pun dimulai saat poin tersebut dibacakan.
Namun, relawan tetap membacakan poin selanjutnya.
"Kami menganggap pesta demokrasi tahun 2019 ini telah selesai dengan adanya keputusan MK ini, seluruh rakyat Indonesia tinggal menunggu pelantikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden KH Maruf Amin, sebagaimana KPU pun telah menetapkannya," kata relawan.
Hingga akhirnya perbedaan pendapat pun terjadi, lantaran sejumlah pendukung maupun relawan yang hadir menolak pernyataan itu.
Menurut mereka, apa yang disampaikan bukan bagian dari pernyataan sikap yang seharusnya dibacakan.
"Itu bukan sikap relawan, tolak, tolak," teriak mereka.
Ajakan Jokowi kepada Prabowo
Calon presiden terpilih Jokowi Widodo mengajak rivalnya dalam Pilpres 2019 Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno untuk bersama-sama membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Hal itu ia sampaikan dalam sambutan, usai dirinya dan Maruf Amin itetapkan sebagai calon presiden dan calon wakil presiden terpilih oleh KPU RI.
"Saya mengajak Pak Prabowo Subianto dan Pak sandiaga Uno untuk bersama-sama membangun negara ini," kata Jokowi disambut tepuk tangan hadirin di Gedung KPU RI, Jalan Imam Bonjol, Jakarta Pusat, Minggu (30/6/2019).
Baca: Menteri BUMN Telah Surati Garuda Minta Ganti Kantor Akuntan Publik
Baca: Karyawan Restoran Lompat dari Jendela demi Selamatkan Anak Kecil yang Tercekik Sabuk Pengaman
Baca: Hasil Akhir PSM Makassar vs Madura United Piala Indonesia, Satu Kaki PSM di Final
Jokowi sadar, Indonesia sevbagai negara besar tidak bisa hanya dibangun lewat satu-dua orang atau sekelompok tertentu saja.
Jokowi yakin, dua sosok tersebut adalah patriot yang menginginkan negara Indonesia makin kuat dan maju, serta adil dan makmur.
"Beliau berdua adalah patriot yang menginginkan negara kita makin kuat, makin maju dan adil dan makmur," sambungnya.
Dirinya dalam kesempatan itu juga mengajak segenap rakyat Indonesia melupakan perbedaan-perbedaan pilihan politik semasa kampanye kemarin.
Baca: Gerindra Tampung Aspirasi Pendukungnya Tentukan Langkah Politik Jadi Oposisi atau Gabung Pemerintah
Baca: Jokowi: Jangan Ada Lagi 01 02, Jangan Sampai Ada Lagi Antartetangga Tidak Saling Sapa
Katanya, jangan ada lagi perbedaan di tengah masyarakat. Bangsa Indonesia harus bersatu kembali, berdiri kokoh di atas dasar negara pancasila.
"Saya mengajak seluruh rakyat indonesia untuk melupakan perbedaan pilihan politik yang sempat membelah pihak 02 dan 01. Kita harus bersatu kembali menjadi Indonesia, berdiri Pancasila yang mempersatukan kita semuanya," ungkap dia.
Lebih lanjut, Jokowi-Ma'ruf mengucapkan rasa terima kasihnya atas kepercayaan rakyat Indonesia yang sudah memberikan tugas melanjutkan sejarah mengemban amanat rakyat kepada mereka.
Mereka berdua akan memeprioritaskan diri untuk mencapai cita-cita pendiri bangsa.
Serta berjuang sekuat tenaga melanjutkan pondasi periode pertama pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla.
"Kami berdua akan berjuang sekuat tenaga, bekerja sekuat tenaga, untuk melanjutkan pondasi yang kami bangun bersama pak Jusuf Kalla pada periode pertama pemerintahan," ujarnya.
Jangan ada lagi 01 02
Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) berharap tidak ada lagi perpecahan akibat perbedaan pilihan politik usai gelaran Pilpres 2019.
Jokowi berharap masyarakat menghilangkan kebencian akibat perbedaan pilihan poltik mulai dari lingkungan terdekat.
Hal itu disampaikan Jokowi dalam jumpa pers usai KPU resmi menetapkan dirinya bersama Maruf Amin sebagai presiden dan wakil presiden terpilih 2019-2024 di Gedung KPU, Jalan Imam Bonjol, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (30/6/2019).
Baca: Gerindra Tampung Aspirasi Pendukungnya Tentukan Langkah Politik Jadi Oposisi atau Gabung Pemerintah
Baca: Timo Scheunemann: Liga Kompas Sangat Positif, Saya Acungi Jempol
Baca: Komedian Nurul Qomar Bantah Lakukan Pemalsuan Dokumen SKL, Berikut Penjelasannya
"Jangan ada lagi 01 02. Jangan sampai ada lagi antartetangga tidak saling sapa. Antarkawan tidak saling omong. Karena semua kita adalah saudara sebangsa dan setanah air," kata Jokowi.
Lebih lanjut, Jokowi meminta semua pihak untuk bersatu lagi dan bersama-sama menjaga persatuan.
Ia juga meminta semua pihak untuk bersama-sama lagi membangun negara dan memajukan bangsa dan negara.
"Marilah kita bekerja kembali. Negara ini memerlukan kerja keras kita semuanya tanpa kecuali," jelasnya.