News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

PON Riau

Eko Patrio Minta Pelaksanaan PON Dievaluasi

Editor: Ravianto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Eko Hendro Purnomo alias Eko Patrio

TRIBUNNEWS.COM, PEKANBARU - Anggota Komisi X DPR RI, Eko Hendro Poernomo yang lebih dikenal dengan Eko Patrio, Jumat, mengatakan perlu ada evaluasi mengenai penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional di Riau karena dinilainya diliputi banyak masalah.

"DPR, Pemerintah dan stakeholders perlu mengevaluasi perlu tidaknya PON terus digelar. Menurut saya pribadi sudah tidak perlu diselenggarakan lagi," kata Eko Patrio di Jakarta, Jumat. 

Eko mengatakan karena persiapan, pembangunan sarana prasarana seperti venue-venue, hingga pendanaan yang berujung korupsi, maka pelaksanaan PON sebaiknya ditiadakan.

Politisi Partai Amanat Nasioanal itu mengatakan, Kementerian Pemuda dan Olahraga lebih baik menyelenggarakan pertandingan per cabang olahraga secara simultan, bukan multievent seperti PON.

"Misalnya cabang olahraga sepakbola, ada pertandingan secara reguler, terus menerus seperti ISL atau sejenisnya. Begitu juga cabang olahraga voli, ada pertandingan seperti liga bolavoli. Termasuk cabang olahraga lainnya. Hasilnya lebih baik dan maksimal dibanding dengan PON," kata Eko.

Dia menilai penyelenggaraan PON menghabiskan anggaran negara dan daerah namun prestasi tetap minim.

"Kebanggaan sebagai juara umum hanya sesaat karena bisa terjadi bajak membajak atlet. Misalnya, DKI Jakarta bisa membajak atlet berprestasi dari provinsi lain. Itu sama artinya pembodohan. Sementara misi PON untuk membangun, persatuan bangsa tidak tercapai," ujar Eko.

Eko juga mengkritik pembangunan sarana prasarana PON yang disebutnya hanya untuk tujuan sesaat. 

"Setelah PON selesai, sarana prasarana yang dibangun dengan cost yang besar, ditinggal begitu saja, tanpa dimanfaatkan dengan baik, akhirnya rusak dan mubazir. Contohnya di Kalimantan Timur, sarana olahraga banyak yang mangkrak," ujarnya. 

Dia juga menilai pembangunan sarana dan prasarana itu dikerjakan secara borongan sehingga tidak memenuhi standard kualitas. 

"Misalnya sekarang, atap gedung yang digunakan untuk pertandingan tenis telah rubuh. Itu tandanya pekerjaan dilakukan saat last minute," sebutnya.(ant)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini