Laporan Wartawan Tribun Kaltim Budhi Hartono
TRIBUNNEWS.COM, PEKANBARU - Meski mengalami cedera ligamen (bagian lutut kiri), Nefy Nurbaeti (19 tahun) tidak menghalangi semangat untuk menyabet medali emas di cabang olahraga senam pada even empat tahunan PON XVIII 2012 di Riau.
Cedera yang diderita Nefy, sejak 2009 lalu. Tapi dia tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan ini untuk mengukir prestasi dan bonus yang dijanjikan Gubernur Kaltim Rp 250 juta.
Gadis kelahiran Jakarta 17 November 1993 ini, tercatat sebagai siswa Sekolah Olahraga Inndonesia di Ragunan, Jakarta Selatan, terbilang terbuka dan supel. Nefy yang baru lulus sekolah di Ragunan, berenncana ingin melanjutkan studinya di Perguruan Tinggi Perbanas. Niat itu, bukan sekadar angan-angan belaka. Apalagi, setelah ia meraih emas di PON 2012, Nefy dipastikan bakal mengantongi bonus Rp 250 juta.
"Rp250 juta buat kuliah. Saya baru mau daftar di Perbanas, jurusan manajemen," kata Nefy, atlet senam spesialis kelas Palang Bertingkat dan kelas beregu, Rabu (12/9/2012), usai menerima medali emas PON XVIII 2012 di Sport Center Rumbai, Riau.
Tidak heran jika Nefy mampu menyingkirkan pesaing-pesaingnya. Pasalnya, ia tercatat sebagai atlet senam yang bergabung di pelatnas sejak 2011 lalu.
"Gabung pelatnas, tinggal ragunan. Tapi cedera lutut kiri (ligamen) sejak 2009. Kaya ada yg ganjal di lutut kiri. Saya disuruh operasi, tapi belum sempat," tutur Nefy.
Bagi Nefy, bukan menjadi kendala. Justru ia menanggapi soal cederanya bukan menjadi beban.
"Ya enjoy aja," katanya enteng. Nefy pernah mencetak prestasi di level internasional even SEA Games 2011 lalu. "Waktu di SEA Games dapat dua perunggu. Nomornya palang bertingkat dan nomor beregu," kenangnya.
Disinggung dengan prestasinya menyumbangkan medali emas di nomor palang bertingkat dan meraih perunggu di nomor balok keseimbangan, membuat dirinya bangga.
"Mudah-mudahan medali di cabor senam ini bisa memotivasi atlet Kaltim di cabor lainnnya," ucap Nefy, yang memberi support atlet agar bisa mendulang emas di PON 2012.