News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

PON Riau

Infrastruktur PON Kacau, DPR Pertanyakan Besaran Anggaran

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pekerja sedang menyelesaikan pembangunan Wisma Atlet di kawasan Rumbai Sport Center, Pekanbaru, Riau, Selasa (11/9/2012). Meski seluruh kontingen yang berlaga pada PON XVIII Riau dari seluruh daerah telah datang, namun Wisma Atlet masih belum juga selesai. TRIBUN PEKANBARU/THEO RIZKY

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - DPR menilai pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) tahun ini terkesan dipaksakan. Pasalnya banyak kekurangan yang ditemui ketika tim panja meninjau langsung beberapa arena pertandingan, Rabu di Pekanbaru. Demikian disampaikan Anggota Panitia Kerja (Panja) PON XVIII Ahmad Zainuddin di Jakarta, Kamis (13/9/2012).

“Untuk PON kali ini menghabiskan anggaran sekitar Rp. 2,2 triliun. Kenapa untuk membangun venue arena bertanding saja sampai terbengkalai seperti ini. Padahal jika dana sebesar itu digunakan untuk pembinaan atlet yang terpadu, tentu akan sangat bermanfaat,” kata Zainuddin.

Beberapa temuan tim di lapangan diantara arena bilyard yang terletak di Riau Town Square.  Menurutnya arena bilyard sangat tidak memadai, pasalnya arena yang semula direncanakan bearada di lantai 2 ternyata belum jadi dan akhirnya dipaksakan dibuat di lantai 1 yang seharusnya tempat tersebut dipersiapkan sebagai sarana penunjang arena bowling.

“Ruangannya sangat sempit dan tidak ada tempat yang layak untuk supporter dan atlet,” jelasnya.

Begitu pula dengan arena softball, Politisi PKS ini mengungkapkan bahwa hanya arena bertanding yang siap dan itu pun dikeluhkan oleh para atlet karena lapangan yang tidak rata. Sedang tempat latihan memukul, tribun penonton, tempat latihan melempar dan pemanasan belum siap sama sekali.

Temuan lainnya adalah di venue lapangan menembak. Menurut Zainuddin, tempat pertandingan tidak sesuai dengan standar dan arena menembak ini belum ada sertivikasi dari PB Perbakin. Hal ini dianggap akan mubazir karena bila ada rekor menembak yang terpecahkan tidak dapat diakui sebagai rekor baru.

Zainuddin menegaskan, Panja akan mengevaluasi hal ini dan akan meminta pertanggungjawaban pemerintah akan kejadian tersebut.
“Kalau tidak siap ya harusnya jangan dipaksakan pelaksanaannya karena hanya menghabiskan anggaran saja tanpa ada hasil yang memadai. Itu mubazir namanya,” tegasnya.

Berita Terkait: PON Riau

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini