TRIBUNNEWS.COM, PEKANBARU - Jembretnya prestasi atlet renang Jatim di PON XVIII/2012 membuat KONI Jatim kecewat berat. KONI tak menduga renang bisa babak belur. Padahal di PON XVII/2008, Kaltim, renang Jatim tampil perkasa.
“Ini sejarah terburuk bagi Jatim di cabor. Untuk kali pertama di arena PON, renang tidak dapat emas,” kata Ketua Harian KONI Jatim, Dhimam Abror di Riau, Sabtu (15/09).
Abror pantas marah besar kepada Pengprov PRSI Jatim, karena gagal memenuhi target 6 medali emas. Jangankan 6 emas, satu emas saja tak mampu diraih. Padahal, ada 32 nomor yang dipertandingkan.
Dari 32 nomor itu, Jatim hanya mendapatkan 8 perak dan 7 perunggu. Perolehan emas terbanyak diraih Jabar dengan mertaih 22 emas, 10 perak dan 4 perunggu. Disusul Sumbar 3 emas, 1 perak dan Riau mendapat 2 emas, 1 perak dan 4 perunggu.
Abror menuding kegagalan renang tersebut, karena buruknya kinerja manajemen PRSI Jatim. Mereka salah dalam menangani atlet. Ibaratnya, renang ini hero to zero.
Bahkan, Abror menyebut atlet renang seperti buruh pabrik. “Atletnya dibuat kayak buruh, harus mengikuti apa yang didinginkan manajemen. Atlet tidak bisa diperlakukan seperti itu. Manajemennya jangan sok pintar dan ogah menerima masukan dari orang lain,” jelasnya.