TRIBUNNEWS.COM - Wakil Gubernur Jawa Barat, Dede Yusuf memberi semangat para atlet Jawa Barat agar bisa terus fight hingga penutupan Pekan Olahraga Nasional (PON) XVIII Riau. Dede dan istrinya Ny Sendy Yusuf menyaksikan langsung beberapa cabang olahraga yang diikuti oleh atlet-atlet Jabar, Sabtu dan Minggu (15-16/9/2012). "Saya ke sini untuk men-support para atlet Jabar agar Jabar bisa juara umum," katanya di Media Center Utama PON, Minggu malam.
Ia menambahkan, dirinya merasa bangga dengan perjuangan atlet-atlet asal Tatar Pasundan. "Bagi saya menjadi kebanggaan karena kurang lebih satu minggu, baru kali ini Jabar disalip oleh DKI Jakarta," tutur Dede.
Dirinya berharap, pada Senin ini atau Selasa besok Jabar sudah kembali menguasai klasemen. "Mudah-mudahan besok bisa menyalip lagi. Anugrah jika kami bisa menjadi kesatu," ujar Dede.
Bagi Dede, saingan untuk menjadi juara umum PON kini tinggal DKI Jakarta. "Dengan Jawa Timur, kami bedanya cukup jauh. Jadi saingan Jabar sekarang adalah DKI," ucapnya.
Di beberapa cabor para atlet Jabar merasa dicurangi. Medali yang sudah ada di depan mata pun melayang. Di karate misalnya. Kelas kata beregu putri merasa dicurangi saat memperebutkan medali emas dan Sulawesi Selatan.
Lalu di lintasan atletik, atlet jalan cepat Jabar Hendro harus mengakui keunggulan atlet tuan rumah. Namun atlet tuan rumah dianggap beberapa kali melakukan gerakan melayang, apalagi di lap akhir saat menyusul Hendro.
Sabtu (15/9/2012), dua taekwondoin Jabar rontok sebelum partai final saat melawan atlet tuan rumah dengan cara yang tak mengenakkan. Meski melakukan protes, namun ini tak merubah hasil pertandingan. "Di PON ini, faktor non-teknisnya cukup tinggi juga," kata Dede Yusuf, di Hotel Furaya, Minggu.
Ia pun mendukung langkah yang dilakukan oleh pelatih, manajer dan ofisial untuk melayangkan protes jika dicurangi. "(Menghadapi hal ini) engga boleh sabar-sabar juga," tambahnya.
Empat hari sebelum penutupan PON, Jabar menambah delapan medali emas. Ini membuat raihan emas Jabar menjadi 67. Jabar berada di posisi dua. Posisi pertama ditempati DKI Jakarta yang mengoleksi 68 emas.
Dari Universitas Islam Riau, gulat akhirnya bisa mempersembahkan emas. Pegulat putri Jabar Eka Setiawati yang turun di kelas 59 kilogram gaya bebas putri berhasil menjadi yang terbaik.
Di partai final, Eka menang mutlak atas pegulat Jatim Eka Nurfriatin. Hasil ini disambut gembira kontingen gulat Jabar. "Alhamdulillah, akhirnya kami bisa mendapat emas setelah sebelumnya hanya bisa mendapat perunggu," tuturnya kepada wartawan. Ia menambahkan, kunci kemenangan Eka atas atlet Jatim adalah Eka bisa memanfaatkan kelemahan lawan.
Dari Stadion Atletik Rumbai, Jabar menambah dua emas. Di nomor maraton putra, I Gede Karangasem bisa mengalahkan lawan-lawannya. Ia menjadi yang tercepat dengan waktu dua jam 31 menit 14,9 detik. Karangasem mengalahkan pelari Bali dan Sumatera Selatan.
Lalu di nomor tolak peluru putri, Eki Febri Ekiwati meraih emas setelah membukukan catatan 13,89 meter. Medali perak diraih atlet Nusa Tenggara Barat Dewi Lentari dan perunggu didapat atlet asal Bali Ni Putu Nita.
Kemudian di cabang taekwondo, Siska Permata Sari berhasil mempertahankan medali emas di kelas bantam atau -53 kg. Empat tahun lalu di Kalimantan Timur, Siska juga meraih emas.
Di hari Minggu sore dalam pertandingan di UIN Suska, Siska berhasil mengalahkan taekwondoin asal Jawa Tengah Dewi Puspitasari. Emas juga didapat Jabar di GOR Tribuana saat judoka putri Ira Purnamasari meraih emas di kelas 78 kg. Emas Jabar lainnya diraih di antaranya dari cabor kempo.
Meski masih berada di posisi dua, Ketua Umum KONI Jabar H Azis Syarif tetap optimistis. "Kami tidak panik dan tidak pesimistis. Kami optimistis bisa kembali ke puncak," tuturnya.
Ia menambahkan, saat ini yang tersisa di gelaran PON adalah olahraga terukur. "Jakarta selama ini unggul di olahraga tidak terukur. Hampir 40 persen medali mereka dari olahraga tidak terukur," ucap Azis. Dikatakannya, Jabar punya olahraga andalan seperti judo, kempo dan gulat. "Di catur juga kami bisa meraih setidaknya tiga emas," ujarnya. (tis)