TRIBUNNEWS.COM, PEKANBARU - Sejumlah panitia yang mengenakan kostum maskot PON XVIII/2012 'Bujang Serindit' cukup menyita perhatian masyarakat di Sport Center Rumbai, Pekanbaru, Riau. Banyak anak-anak dan orang dewasa menyempatkan berfoto bersama 'Bujang Serindit' itu.
Burung Serindit dijadikan maskot perhelatan PON XVIII/2012 Riau karena hewan khas Riau. Kebetulan yang dipilih adalah burung jantan. Jadilah mereka dinamai "Bujang Serindit." Bagi warga Riau, serindit dimitoskan sebagai kebijaksanaan, keindahan, keberanian, kesetiaan, kerendahan hati, dan kearifan.
Bohari adalah salah satu "Bujang Serindit". Pria kelahiran Tembilahan, 28 Februari 1986, itu rela berpanas-panas mengenakan kostum itu untuk meramaikan PON XVIII Riau. Boh, demikian pemuda itu disapa, mengaku mendapat penghasilan lebih dengan menjadi maskot PON Riau.
"Saya kan pekerja bangunan, sementara dari pekerjaan ini saya mendapat Rp150 ribu per enam jam. Untuk mengumpulkan uang sebesar itu saya harus bekerja (buruh bangunan) selama dua hari," kata Bohari.
Sebenarnya Boh bukan pekerja bangunan biasa. Dia adalah sarjana lulusan STMIK AMIK Pekanbaru. Hanya, sampai saat ini dia memang belum mendapatkan pekerjaan lebih mapan.
Boh tergolong pemuda tak kenal gengsi. Ia sengaja mengambil pekerjaan mengenakan kostum maskot ini untuk membantu orang tuanya.
"Panas, gerah, dan capek, tapi saya bangga bisa berpartisipasi dalam PON Riau ini. Saya senang bisa membuat orang lain senang dengan berfoto bersama saya (mengenakan kostum maskot)," kata Boh.
Boh sendiri mengaku tak paham betul makna di balik "Bujang Serindit". Yang terang, dia bangga bisa berpartisipasi dalam PON XVIII. Ini kesempatan langka.
"Yang saya tau warnanya saja, warnanya melambangkan lancang kuning," ujar Boh.
Boh berharap kepada pemerintah daerah setempat bisa memberikan pekerjaan untuk putra daerah. Ia juga berpesan kepada masyarakat dan media untuk tidak menjelek-jelekan PON Riau karena menurutnya sudah berjalan lancar.(mtv)