Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat properti dari Indonesia Property Watch (IPW), Ali Tranghanda memprediksi harga properti akan lebih tinggi tahun depan.
"Saya tidak bilang tahun 2022 lebih buruk, tapi artinya banyak hal atau isu yang harus dicermati, diantaranya rencana kenaikan PPN menjadi 11 persen pada 1 April 2022,” tambah Ali.
Biasanya, lanjut Ali, investor akan sangat terganggu kalau ada kebijakan soal tax.
"Meskipun pengaruhnya jangka panjang tapi untuk jangka pendek mereka masih menahan diri kalau ada kenaikan tax," katanya.
Melihat fakta ini, jika ingin berinvestasi di properti saat inilah waktu yang tepat. Ali menambahkan, investor juga harus jeli melihat peluang di sektor properti.
Meski landed house masih menjadi primadona, Ali menilai apartemen tetap menarik, karena memiliki ceruk tersendiri yaitu pasar generasi millenial dan gen Z.
Baca juga: 30 Persen Apartemen Emerald Bintaro Tower C Terjual Sebelum Peluncuran
Menurut survey yang dilakukan Ali, di segmen milenial, data penjualan rumah dan apartemen banyak diminati konsumen usia 27 – 45 tahun.
Artinya masih didominasi Gen X dan Gen Z.
Baca juga: Berkonsep TOD, Superblok Transpark Juanda Incar Milenial Berkocek Tipis yang Ingin Punya Apartemen
“Boleh jadi para investor membeli apartemen untuk anak-anaknya di generasi milenial dan generasi Z,” ujarnya.
Ia juga melihat perkembangan tren, kendati harga landed house semakin hari semakin naik tinggi, tetapi dari segi lokasi makin menjauh dari pusat kota sehingga, milenial mau tak mau nantinya akan membeli apartemen.
Baca juga: Riset Pasar Properti: Rumah Tapak Kisaran Rp 800 Juta Paling Dicari
“Siap tidak siap mereka akan memilih apartemen karena pertimbangan tidak terlalu jauh dari pusat kota,” ujarnya.
Faktor keterbatasan wilayah di pusat kota Jakarta, menurut Ali juga mendorong developer harus lari ke kawasan penyangga Jakarta.
“Tren investasi properti saat ini pun mengarah ke kawasan penyangga ke barat, timur dan selatan.”