Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Emiten PT Lautan Luas Tbk (LTLS) membangun hunian layak untuk keluarga prasejahtera di Desa Margamulya, Kecamatan Mauk, Kabupaten Tangerang, Banten.
Di program ini LTLS menargetkan dapat membangun 70 rumah, 7 sekolah, 7 sentra air dan memberikan pelatihan pada 700 warga dalam program pelatihan dalam jangka waktu 5 tahun.
Hunian layak yang dibangun berada di kampung Lautan Luas yang dikembangkan perusahaan.
Serah terima hunian layak ke warga sudah dilakukan baru-baru ini di Desa Margamulya oleh perwakilan perusahaan. Proses konstruksi hunian layak ini mencakup 3 kegiatan meliputi peletakan fondasi, pembangunan tembok dan pengecatan.
Baca juga: Ditjen Perumahan PUPR dan BNPB Bahas Serah Terima Aset Rusun Wisma Atlet Kemayoran
Investor Relations PT Lautan Luas Tbk Eurike Hadijaya mengatakan, rumah yang layak adalah salah satu fondasi penting dalam pengembangan keluarga.
Dia mengatakan, program ini berjalan sejak 2021 sebagai bentuk perayaan ulang tahun PT Lautan Luas Tbk yang ke-70 tahun.
"Kami bermitra dengan Habitat Indonesia yang telah mempunyai rekam jejak dalam mengembangkan hunian layak tinggal di untuk masyarakat prasejahtera di seluruh Indonesia," jelas Eurike dalam keterangan persnya yang dikutip Selasa (20/9/2022).
Selain menyiapkan anggaran khusus, LTLS juga mengajak rekanan bisnis perusahaan. Tercatat total 37 perusahaan telah mendonasikan dana untuk mendukung pembangunan kampung Lautan Luas di Mauk.
LTLS juga melibatkanb karyawan dalam program pendanaan pembangunan rumah warga melalui program donasi lewat kegiatanlari dan jalan kaki yang jumlah kilometernya bisa dikonversi menjadi rumah.
Total rumah yang telah selesai dibangun mencapai 24 unit hunian dan 4 sekolah selama kurun waktu 2021 - 2022.
Direktur Nasional Habitat for Humanity Indonesia Susanto menjelaskan, program ini selaras dengan misi Habitat for Humanity Indonesia untuk membangun fondasi kehidupan, rumah layak dan mendukung program pemerintah “100-0-100”.
Yaitu pemenuhan 100 persen akses layak air minum, pengurangan kawasan kumuh menjadi 0 persen, dan pemenuhan 100 persen akses sanitasi layak.