Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, HONG KONG – China Evergrande Group dikabarkan akan merilis proposal restrukturisasi untuk utang luar negeri senilai 22,7 miliar dolar AS pekan ini.
Dua orang yang mengetahui masalah tersebut mengatakan akan memberi kreditur sejumlah opsi untuk menukar utang mereka menjadi obligasi baru dengan jangka waktu yang diperpanjang dan ekuitas di dua unit Evergrande yang terdaftar di Hong Kong yakni Grup Layanan Properti Evergrande dan Grup Kendaraan Energi Baru China Evergrande.
“Obligasi baru ini akan memiliki beberapa tenor dan kupon,” kata seorang yang mengetahui masalah tersebut tanpa disebutkan namanya. Sementara seorang lainnya menambahkan obligasi tersebut paling lama adalah 8 tahun dengan kupon sekitar 9 persen.
Baca juga: Kasus Evergrande Bikin Banyak Taipan Properti Kehilangan Kekayaan Hingga Rp 611,8 Triliun
Awal pekan ini, China Evergrande mengatakan kelompok pemegang obligasi utama telah menyetujui persyaratan yang diusulkan dan berencana untuk mempublikasikan rinciannya pada Rabu (22/3/2023).
Selain itu, Evergrande juga mengatakan pihaknya akan menandatangani perjanjian pendukung dengan kreditur umum pada akhir Maret 2023, dengan restrukturisasi yang berlaku mulai 1 Oktober 2023.
Evergrande sendiri pernah menjadi pengembang properti terlaris di China. Namun saat ini Evergrande menjadi pengembang properti paling banyak berhutang di dunia.
Dengan total kewajiban pembayaran lebih dari 300 miliar dolar AS termasuk utang luar negeri, Evergrande telah menjadi pusat krisis utang properti di mana beberapa pengembang properti China gagal bayar selama setahun terakhir, memaksa banyak pihak untuk memasuki pembicaraan restrukturisasi utang.