Laporan Wartawan Tribun Batam, Candra Pusponegoro dari Mekkah Arab Saudi
TRIBUNNEWS.COM, MEKKAH - Percaya atau tidak, dalam pelaksanaan ibadah umrah di tanah suci, keringat jamaah jarang yang berbau. Terlebih mereka yang sering berkeringat selama berada di Tanah Air. Dipastikan, selama berada di tanah suci Madinah dan Mekkah, keringat tidak akan keluar sederas di negeri sendiri.
Sebagaimana yang tertera pada alat pengukur suhu di Mekkah dan Madinah Minggu (29/7/2012) hingga Rabu (8/8/2012) suhu terendah 29 derajat celcius. Sedangkan suhu tertinggi 42 derajat celcius. Selama mereka berada di sini dan biasa mandi keringat di Tanah Air, maka tidak akan keringatan meskipun suhu udara teramat panas.
"Alhamdulillah selama di tanah suci, keringat tidak begitu berbau. Jika kami berada di Batam, sebentar-sebentar berkeringat namun anehnya selama pelaksanaan umrah di sini meskipun suhunya panas, kami jarang-jarang berkeringat," ujar Tedy bin Musa, jemaah umrah asal Batam Kepri, Minggu (5/8/2012).
Menurutnya, meski keringat tidak berbau, bukan berarti jamaah terus tidak mengganti pakaiannya. Hanya saja, selama beribadah di tanah suci penggantiannya tidak dilakukan sesering mungkin. Umumnya, penggantian pakaian dilakukan hanya pada saat hendak ke masjid. Dan selama berada di hotel mengenakan pakaian santai.
"Saran saya jika sudah berada di tanah suci, jamaah tidak usah terlalu sibuk mengurusi cuci pakaian. Di sini harus fokus kepada masalah ibadah. Jika ingin membeli gamis panjang, harganya cukup murah," jelasnya menyarankan.
Senada juga dikatakan jamaah umrah asal Batam lainnya. Berdasarkan pengalamannya 3 kali melakukan ibadah umrah, banyak hal-hal ganjil dijumpainya. Salah satunya keringat dan pakaian yang tidak berbau, tidak keringatan sebagaimana di Tanah Air, dan puasa di tanah suci rasanya tidak lapar dan haus.
Dikatakannya, jika berpuasa di Tanah Air dengan suhu yang sangat ekstrem ada dua kemungkinan, bisa batal atau lanjut puasa. Namun demikian, meski suhu di sini sangat panas sekalipun, keinginan untuk membatalkan puasa tidak pernah ada. Bahkan untuk melakukan kegiatan apapun terasa sangat ringan dan mudah.
"Suhu sangat panas tapi jarang-jarang berkeringat. Rasa haus dan lapar hilang meski berpuasa seharian penuh. Subhanallah, baik di Madinah dan Mekkah, suhunya tergolong ekstrem, rasa panas berubah menjadi keteduhan dan ketenangan yang tiada tertandingi," ujar salah seorang jamaah yang enggan disebutkan namanya.
Terpisah, Asmar Nasution, warga Tapanuli Selatan yang sudah 17 tahun tinggal di Mekkah membenarkan hal tersebut. Menurutnya, selama berada di Tanah Suci, keajaiban sering terjadi kepada mereka yang sedang menunaikan umrah atau haji. Namun pengalaman berdasarkan kepada amalan masing-masing jemaah.
Dianjurkan, kata Asmar, sebelum jamaah berangkat ke tanah suci, mereka cukup membawa barang-barang yang diperlukan saja. Seperti baju, celana, obat-obatan, dan perangkat lain secukupnya. Apabila membawa barang-barang berlebihan, justru akan merepotkan jamaah sendiri selama mereka melakukan ibadah di Tanah Suci.
"Paling penting membawa peralatan ibadah, yakni kain ihram 1 atau 2 lembar, sandal, baju gamis, sarung, obat-obatan, peralatan mandi, dan pakaian secukupnya. Tujuan membawa peralatan secukupnya ini dikarenakan supaya tidak terkena biaya bagasi dan isi koper tidak berat," anjur Asmar.
Apabila ingin membeli pakaian di tanah suci, harga yang ditawarkan mulai dari SAR 25, 30, 40, sampai 150. Harga ini disesuaikan dengan kualitas barang yang diinginkannya. Jadi dengan membeli barang atau pakaian di sini, jamaah tidak perlu kerepotan menenteng tas koper dengan berat yang berlebihan.
Baca Juga: