TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) Provinsi Jatim melakukan sidak jajanan takjil Ramadhan pedagang kaki lima secara serentak, Kamis (3/7/2014).
Selain Surabaya, BBPOM Jatim juga menyidak jajanan takjil Ramadhan di Malang, Madiun, dan Madura.
Kepala Seksi Pelayanan dan Informasi BBPOM Jatim, Eny Zuniaty, mengatakan sidak di Surabaya dipusatkan di Masjid Agung Surabaya. Para penjaja jajanan di sekitar masjid terbesar di Surabaya ini didatangi satu-persatu.
Hanya saja, tidak semua pedagang diambil sampel makanannya. Eny menuturkan mencari penjaja makanan yang menjual cao, kolang-kaling, bakso, lontong, dan mie.
"Makanan yang memakai bahan-bahan tersebut berpotensi mengandung zat-zat berbahaya, seperti rodamin (pewarna tekstil), boraks dan formalin (pengawet mayat)," kata Eny kepada Surya online.
Eny juga membawa mobil lab yang bisa langsung menguji jajanan. Sebelum mengetes, Eny membeli jajanan yang ada campuran cao, kolang-kaling, lontong, bakso, dan mie.
Setelah membeli belasan jajanan, Eny langsung mengetes kandungan yang ada pada jajanan tersebut.
"Ternyata ada satu pedagang yang makanannya mengandung rodamin. Penjual bakso di sisi utara, mienya mengandung rodamin," ungkap Eny.
Kendati menemukan pedagang yang menjual makanan mengandung rodamin, Eny tidak langsung memberi sanksi. Dijelaskan, pedagang tersebut langsung diberi penjelasan jika makanannya mengandung zat berbahaya.
"Sebab, bisa saja para pedagang hanya membeli kulakan makanannya. Mereka tidak tahu kalau pedagang kulakannya itu memberi zat berbahaya. Kalau setelah kami beritahu tapi tetap menggunakan bahan makanan itu, baru kami lakukan tindakan," urainya.
Pemilik warung Bakso Solo Keisya, Sulastri (31), mengaku membeli jadi kulakan bahan makanannya dan tidak tahu kandungan yang ada.
"Saya sudah empat tahun dagang di sini (Masjid Agung). Semuanya beli kulakan, beli jadi. Saya hanya langsung menjual saja," tandas Sulastri.
Sulastri menuturkan jika bahan makanan di warungnya mengandung zat berbahaya, dirinya sudah langsung di-blacklist pihak peengelola. "Tapi sampai sekarang tetap bisa dagang," ujarnya.