Jeni ingin berjuang kembali memulainya dari nol mencari pekerjaan baru meskipun dikatakannya, kota Jakarta kehidupannya sangat keras.
"Ya begitulah hidup jatuh bangun. Yang penting kita masih ingin berjuang," ucapnya.
Jeni mengaku ingin mewujudkan sesuatu hal yang sudah sejak lama dia inginkan.
Dikatakan, seandainya dirinya mampu, ia ingin melakukan operasi kelamin menyerupai wanita.
"Saya masih berkeingann melakukan operasi kelami, cuma karena ekonomi yang membatasi. Saya nyaman dengan keadaan saya seperti ini," katanya.
Diceritakan, orang tuanya memaklumi kondisinya seperti saat ini. Karena keluarganya percaya dia tidak melakukan kegiatan negatif sebagai waria.
"Keluarga percaya kepada saya kalau saya tidak pernah mejeng-mejeng dipinggi jalan. Saya kalau pulang lampung saeperti ini saja apa adanaya pakai rok. Saya jalan tidak pernah buat-buat," terangnya.
Jeni mengatakan, jika ada yang memandang penampilannya itu secara sebelah mata, hanya akan diterimanya secara besar hati. Jeni yang sudah selama 32 tahun hidup sendiri, juga mempunyai moto hidup.
"Saya jalani apa yang harus saya jalani. Saya tidak peduli apa kata orang," tegasnya.
Sore tadi, tak ada yang mengejek Jeni. Di Sekelilingya mayoritas adalah masyarat berjubelan ingin mudik bertemu sanak family di tempat asal.
Tak semua orang bisa melakukan mudik Lebaran untuk merakayakan hari kemenangan di kampung halaman. Jeni mengaku sudah lama tak balik ke kampung halamannya di Lampung, Sumatara.
Meskipun rindu keluarga di kampung, karena keterbatasan ekonomi, ia lebih memilih mentap di Jakarta, tinggal disebuah kontrakan kecil di Kemayoran. Apa boleh buat, itu sudah menjadi pilihanya. Menurutnya, dengan beradu nasib di kota besar akan lebih cocok dengannya.
Di usianya yang tak muda lagi, Jeni selalu berdoa agar selalu diberikan kesehatan dari Yang Maha Kuasa. Ia berharap dapat mencari rezeki untuk bertahan hidup, dan memiliki rumah sendiri.