News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ramadhan 2015

Gudangnya Penghafal Alquran Ada di Pondok Pesantren Asshomadiyah Bangkalan

Editor: Anita K Wardhani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pondok Pesantren (Ponpes) Asshomadiyah di Kecamatan Burneh, Bangkalan, Madura

TRIBUNNEWS.COM, BANGKALAN - Pondok Pesantren (Ponpes) Asshomadiyah di Kecamatan Burneh, Bangkalan, Madura, dikenal sebagai pencetak penghafal Alquran.

Setiap santri mempunyai target menyelesaikan hafalan Alquran hingga 10 juz saat Ramadan.

Ponpes Salafiyah Asshomadiyah merupakan satu di antara puluhan pesantren di Kabupaten Bangkalan, Madura.

Santri dan alumni pesantren yang berada di Jl KH Makky Sarbini, Bangkalan, itu menyandang reputasi baik sebagai penghafal Alquran.

Nah, tidak mengherankan bila selama Ramadan ini, para santri dianjurkan menikmati liburan dengan menghafal Alquran di pesantren.

“Para santri yang masih menghafalkan Alquran di bawah dua juz, diminta kembali ke pesantren,” ujar Hariri, salah satu pengurus Ponpes Salafiyah Asshomadiyah saat ditemui, Senin (6/7/2015).

Mereka diharapkan memenuhi target hafalan Alquran hingga 10 juz sesuai permintaan pengasuh.

Dituturkan KH Abu Darrin Al Hamidy MAg, pengasuh muda di lingkungan pesantren, nama Asshomadiyah diambil dari nama perintis cikal bakal berdirinya pesantren yaitu Kiai Abd Shomad.

Kiai Shomad adalah murid ulama besar Madura, Syaichona Cholil di Bangkalan, sekitar tahun 1940.

Perjuangan membesarkan pesantren selanjutnya ditangani Kiai Sarbini pada 1950. Putranya, KH Makky Sarbini, melanjutkan di era 1960.

Pesantren mengalami masa jaya saat di bawah asuhan KH Muqaffi Makky pada 1965. Ia tidak sendirian, tetapi dibantu KH Muzammil Imron dan KH Mukhlis Yasin.

“Santrinya mencapai ribuan orang,” terang Kiai Abu Darrin yang juga tercatat sebagai dosen Fakultas Syariah dan Hukum di UIN Sunan Ampel itu.
Saat ini, tongkat estafet kepemimpinan Ponpes Asshomadiyah dipegang KH Abdullah Muhaimin, generasi kelima dari Kiai Abd Shomad. Pesantren semakin berkembang sesuai tuntutan zaman dan kebutuhan masyarakat.

Lembaga pendidikan setingkat pendidikan anak usia dini, taman kanak-kanak, madrasah ibtidaiyah, madrasah tsanawiyah, hingga madrasah aliyah didirikan. Tak ketinggalan, madrasah diniyah dengan berbagai kegiatan keagamaan.

Semua tak terlepas dari misi pesantren sebagai lembaga pendidikan pencetak ulama berjiwa kiai.
Tokoh politik dan pendidikan juga kerap berkunjung ke Ponpes Asshomadiyah.

Sebut saja, KH Idham Chalid, mantan Ketua PBNU; dan mantan Rektor UIN Sunan Ampel Prof KH Syafii A Karim. (Fendi Chovi/citizen reporter)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini