Laporan Wartawan TribunSolo.com, Imam Saputro
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Pembuatan Alquran batik di Kampung Batik Laweyan, Surakarta, tak terlepas dari gerakan mengedukasi moral masyarakat.
Ketua Forum Pengembangan Kampung Batik Laweyan, Alpha Fabela Priyatmono, mengatakan cara ini ini ditempuh untuk edukasi moral masyarakat.
“Dengan membatik Alquran ini otomatis yang membatik juga ikut menulis serta membaca ayat yang sedang dibatiknya. Ini bisa disebut gerakan edukasi moral masyarakat di sekitar Laweyan,” kata Alpha kepada TribunSolo.com, Jumat (10/6/2016).
Proses membatik Alquran, lanjut Alpha, dikerjakan secara kolektif oleh masyarakat di Kampung Batik Laweyan, Solo, Jawa Tengah.
Pengerjaan Alquran batik dilakukan secara hati-hati dengan beberapa kali pengecekan ulang untuk memastikan ayat yang dibatik sudah benar.
Ayat-ayat Alquran yang dibatik di atas kain mori berukuran 50x80 sentimeter sesuai urutan dalam Alquran.
Di pinggir kotak yang memuat ayat-ayat Alquran turut dihiasi motif-motif batik.
Sementara ini, tambah Alpha, motif yang digunakan untuk hiasan di pinggir baru motif-motif Jawa, dan tidak menutup kemungkinan motif-motif lainnya dari seluruh Indonesia.
Alquran batik tersebut mulai dikerjakan sebelum Ramadan dan ditargetkan akan selesai delapan bulan kemudian. “Target kita semua 30 juz akan dibatik,” beber Alpha.
Ia menerangkan, setiap ayat yang sudah ditulis akan diteliti oleh mahasiswa dari Fakultas Ilmu Agama Islam, Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Dalam proyek Alquran batik selalu ada tantangan dan kesalahan pun tak terhindarkan.
“Yang paling sering ada salah setelah proses pewarnaan, karena sering kali ada warna yang bocor sehingga ada tanda baca yang kadang hilang,” tambah Alpha.