Bangunan Masjid Laweyan berbentuk rumah panggung di atas tanah yang tinggi. Banyak yang mengklaim Masjid Laweyan sebagai masjid tertinggi.
Di masa Paku Buwono X, bangunan masjid dirombak total. Atap masjid berubah dan berbentuk khas joglo. Bangunan hasil renovasi Paku Buwono X bertahan hingga ratusan tahun.
"Ada dalem masjid atau bangunan utama, lalu pendapi, gandok atau serambi kanan-kiri, keputren kanan-kiri," lanjut Achmad.
Ada yang menarik di masjid ini, soko atau tiang kayu bangunan merupakan tiang bekas dari Keraton Kartasura yang hancur akibat peristiwa geger pecinan.
Peristiwa tersebut membuat Paku Buwono II memindahkan kekuasaannya di Desa Sala dan berubah menjadi Keraton Kasunanan Surakarta.
"Soko yang bisa dibawa kemudian digunakan untuk membangun Masjid Agung, setelah masa PB X, Masjid Agung juga direnovasi," kata dia.
Kayu yang digunakan sebagai tiang Masjid Agung kemudian dipindahkan ke Masjid Laweyan. Hingga saat ini kayu tersebut masih kokoh menopang bangunan masjid.
Masjid Laweyan persisnya terletak di Jalan Liris No 1, RT 4/4 Kelurahan Pajang, Laweyan, Solo, Jateng.