"Berangkat dari itu, saya ingin menambah nuansa religius atau bahkan mereligiuskan keluarga besar kami ini," tuturnya.
Ayahnya merupakan seorang Sarjana Hukum (SH) yang saat ini bekerja sebagai Panitera di Pengadilan Agama Sekayu, Sumatra Selatan.
"Ayah memang memberikan perhatian lebih pada anak-anaknya dalam menuntut ilmu agama. Walaupun latar belakang keluarga kami tidak ada yang keagamaan," kata dia.
Hingga saat ini, sudah sekitar enam bulan Alif berada di Lebanon untuk menuntut ilmu di Fakultas Syariah, Universitas Tripoli demi menggapai cita-citanya yang ingin menjadi seorang Penulis dan Mufassir (Ahli Tafsir).
"Minta do'anya, supaya terkabul," ucapnya.
Sejak awal Ramadhan, di Lebanon Alif menjadi seorang imam untuk memimpin salat berjamaah di Masjid Al-Khoirot yang berlokasi di Jalan Islah, Tripoli, Lebanon.
"Ya ini pengalaman pertama bagi saya pribadi mengimami Sholat Tarawih di Luar Negeri," tambahnya.
Selama bulan ramadhan, keseharian pemuda ini dihabiskan untuk murojaah (mengulang hafalan quran).
Ia juga menulis novel, mengisi kajian online dan berorganisasi sambil mengisi waktu liburan kampusnya.
Alif mengatakan, jika lebaran tahun ini dirinya tidak akan pulang kampung halamanya di Palembang.
Sebab, masih banyak kegiatan yang harus dikerjakan di sana.
"Tahun ini tidak pulang, sepertinya tahun depan, Insya Allah," kata dia.
Selama di sana, Alif rupanya kangen untuk mencicipi makanan khas daerahnya yaitu Empek-empek Palembang.
"Bukan cuma makanannya saja yang bikin kangen, tapi orang-oranya juga bikin saya kangen," tandasnya.