TRIBUNNEWS.COM, BEKASI -- Masyarakat khawatir mendonorkan darah saat berpuasa bisa membatalkan puasa.
Akibatnya, pasokan darah harian yang masuk ke Unit Transfusi Darah (UTD) Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Bekasi mengalami penurunan hingga 50 persen.
Manager Mutu UTD PMI Kota Bekasi, Selvi Mayasari mengatakan, di hari biasa lembaganya bisa melayani 30 calon pendonor darah.
Namun saat bulan Ramadan, jumlah pendonor darah menurun menjadi 15 orang.
"Mendonor darah tidak membatalkan puasa, berbeda dengan infus yang bisa membatalkan puasa. Justru mendonor darah dianjurkan tidak makan tiga jam sebelum mendonor," kata Selvi pada Jumat (2/6/2017).
Selvi mengungkapkan, kekhawatiran warga mendonor darah saat berpuasa bisa membuat tubuh lemas yang berujung membatalkan puasanya.
Padahal hal itu tergantung niat dan kondisi si pendonor itu sendiri.
Meski demikian, pihaknya telah mengantisipasi hal itu dengan cara membuka pelayanan lebih panjang.
Di hari biasa, petugas melayani transfusi darah dari pukul 08.00 sampai 16.00. Namun di bulan Ramadan diperpanjang sampai pukul 22.30.
"Intensitas donor darah juga kita tingkatkan jauh sebelum bulan puasa, sehingga stok darah yang didapatkan untuk persediaan selama Ramadan," ungkapnya.
"Saat ini persediaan darah berkisar 600 kantong untuk persedian selama Ramadan," tambahnya.
Ketua PMI Kota Bekasi. Suharto menambahkan, setiap bulan lembaganya bisa melayani 1.500 hingga 2.000 pendonor.
Sementara di bulan Ramadan, lembaganya maksimal hanya melayani 700 pendonor saja.
"Kalau bulan puasa paling di bawah angka 1.000 kita bisa mendapatkan pendonor," kata Suharto.
Suharto mengungkapkan, selama bulan puasa petugas memberlakukan layanan jemput bola pendonor darah secara rutin.
Adapun, waktu jemput bola pendonor akan difokuskan usai salah tarawih dan di masjid yang jemaahnya cukup banyak.
Dengan begitu, usai sholat tarawih pendonor bisa langsung mendonorkan darah tanpa pergi ke kantor PMI. Selain itu, lembaganya juga membuka bilik transfusi di gereja-gereja di Kota Bekasi setiap akhir pekan.
"Kita juga menyasar pusat perbelanjaan yang ada di Kota Bekasi untuk membuka bilik transfusi," jelasnya.
Suharto menilai, permintaan kantong darah biasanya meningkat pasca lebaran. Hal ini berdasarkan pengalaman dari tahun-tahun sebelumnya.
"Kalau lebaran kan suka ada insiden, jadi kantong darah diperlukan lebih banyak, jangan sampai kosong. Karena permintaannya bukan dari Kota Bekasi saja, namun dari berbagai daerah juga," ujarnya. (faf)