Laporan Wartawan Tribun Medan, Fatah Baginda Gorby
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Masjid Perjuangan 45 di Jalan HM Yamin Medan menyimpan sejuta historis. Masjid telah berdiri sejak 1922 atau sudah berusia 95 Tahun.
Imam masjid perjuangan 45 Kasmidi menjelaskan, rumah ibadah tersebut telah berganti nama sebanyak empat kali setelah didirikan.
"Pertama dinamakan Masjid Kayu Besar, setelah itu berubah menjadi Masjid Assyuhada lalu berubah kembali menjadi Masjid Raya Medan Timur, dan terakhir menjadi Masjid Perjuangan '45," jelasnya kepada Tribun-medan. com, Senin (5/6/2017).
Menurut Kasmidi, ada sebagian orang yang datang dan menanyakan tentang sudut historis masjid tersebut.
"Seperti mahasiswa yang datang dari jauh, mereka menanyakan mengapa dinamakan Masjid Perjuangan," jelasnya.
Ketua Pengurus Masjid Amri Tahir Parinduri menjelaskan, masjid tersebut pernah dibombardir oleh tentara sekutu di tahun 1945.
"Waktu itu tentara sekutu dipimpin Brigjend Mallaby, membom masjid ini karena dianggap markas pejuang," ujarnya.
Akibatnya, menurut Amri, bangunan masjid tersebut hancur dan rata dengan tanah.
"Tentara Inggris mengira, ini basis pejuang-pejuang Medan Area," jelasnya.
Menurut Amri, masjid tersebut menjadi simbol perjuangan Bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan.
Namun pada tahun 1950 Masjid tersebut dibangun kembali dan dinamakan Masjid Asyuhada, sebelumnya Masjid tersebut dinamakan Masjid Kayu Besar.
Pada tahun 1990, Dewan Harian '45 yang diketuai Raja Syahnan, mengubah nama masjid tersebut menjadi Masjid Perjuangan 45.
Alasannya sebagai simbol perjuangan bangsa Indonesia untuk merebut dan mempertahankan kemerdekaan.(*)