News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ramadan 2018

Mutiara Ramadan: Rendah Hati

Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi

Prof Dr Komaruddin Hidayat
Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah

SIKAP rendah hati adalah akhlak mulia yang seharusnya menjadi karakter orang-orang beriman, hal ini sebagaimana Alquran (25:63), "Adapun hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih, mereka itu adalah orang-orang yang berjalan di atas muka bumi secara rendah hati.

Dan apabila orang-orang bodoh menyapa mereka (dengan kata-kata hinaan), mereka membalasnya dengan mengucapkan salam,".

Mengapa rendah hati? Tunjukilah kami jalan yang lurus. Ihdinasshiratalmustaqim. Itu dipanjatkan pada Allah sedikitnya 17 kali setiap hari.

Artinya, betapa godaan dan jebakan untuk terpeleset itu sangat besar sehingga kita selalu bersimpuh mohon ampunan dan petunjuk pada-Nya.

Kalau saja kita sudah pasti selamat dan mesti masuk surga, untuk apa kita dianjurkan mohon petunjuk setiap hari?

Sebagai orang beriman kita mesti yakin akan kebenaran agama kita dan yakin nantinya masuk surga.

Tetapi keyakinan berbeda dari kepastian.

Siapa yang bisa memastikan seseorang masuk surga atau neraka? Itu hak prerogatif Allah, bukan manusia yang tidak bisa terbebas dari dosa.

Kata sindiran atau peringatan yang pantas sekali kita renungkan, yaitu fala tuzakku anfusakum. Alqur'an (53:32).

Baca: Mutiara Ramadan: Pilihan Beragama

Janganlah kamu memandang suci atas dirimu. Ini penyakit hati yang serius yang masuk secara diam-diam dan mudah lepas kontrol. Seseorang merasa dirinya bersih, suci dan lebih baik dari yang lain.

Penyakit ini mudah menjangkiti orang yang merasa sudah banyak ibadahnya, banyak amalnya, padahal tak ada jaminan dan tak ada yang tahu, apakah amalnya itu benar-benar ikhlas karena Allah atau ada motif lain yang menyelinap secara lembut sehingga merusak iman dan ibadah kita.

Terjemahan bebas dari ayat tersebut adalah: Mereka menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan keji, kecuali kesalahan-kesalahan kecil.

Sungguh Tuhan mu maha luas ampunan-Nya.

Dia mengetahui tentang dirimu, sejak kamu dicipta dari tanah, lalu ketika kamu masih janin dalam perut ibumu.

Maka jangankah kamu menganggap dirimu suci. Dia mengetahui siapa orang-orang yang bertaqwa.

Ayat tersebut menegaskan, Allah lah yang menciptakan kita, dan mengetahui semua prosesnya sejak awal mula tercipta dari tanah, jadi janin, bahkan juga sampai kematian kita.

Tak ada perbuatan sekecil apapun yang luput dari pengetahuan-Nya sepanjang hidup kita.

Jauh sebelum manusia menemukan teknologi CCTV, Alquran sudah mengenalkan sistem pengawasan Ilahi bernama malaikat, yang merekam semua perbuatan manusia dan tak ada yang tersisa, tak ada terhapus.

Pilihan
Tak ada manusia yang mampu membebaskan diri dari berbuat kesalahan dan dosa. Hanya tingkatan, volume, dan frekuensinya yang berbeda.

Ada yang melakukan dosa besar, ada yang kecil, ada yang terang-terangan terlihat orang lain, ada yang sembunyi-sembunyi agar tidak diketahui orang lain.

Bagi Allah, semuanya terlihat jelas. Yang baik di antara mereka adalah yang segera bertaubat, tidak mengulangi lagi setelah berbuat dosa.

Lalu berusaha menjauhi hal-hal yang mendekatkan pada pintu dosa dan keji agar tidak terulang.

Namun tidak mungkin manusia itu bisa menjaga dirinya putih bersih dari dosa dan kesalahan, sehingga Allah menghibur, jangan putus asa dari rahmat-Nya karena Dia maha luas ampunan-Nya.

Oleh karenanya janganlah kita merasa paling bersih dan paling suci.

Ibarat mobil yang sudah dicuci, begitu keluar garasi lalu masuk jalan raya pasti ada saja kotoran yang menempel.

Kesalahan yang terjadi pada seseorang itu bisa bermula dari salah niat atau salah dalam mengambil keputusan.

Coba hitung sendiri, setiap hari berapa banyak kita mesti membuat keputusan mengingat setiap saat selalu dihadapkan beragam pilihan.

Sejak dari urusan yang terlihat kecil, misalnya begitu bangun tidur, kita dihadapkan pada pilihan.

Ketika memulai berkomunikasi, kata, nada, dan kalimat apa yang hendak kita gunakan, itupun pilihan.

Ketika membuka almari mau mengambil pakaian, itupun sebuah pilihan.

Ketika ada telepon berdering, apakah akan diangkat atau didiamkan, itupun sebuah keputusan.

Pendeknya, setiap hari kita membuat ratusan keputusan dan pilihan, yang semuanya potensial terjadi kesalahan.

Makanya para Rasul pilihan dan utusan Tuhan senantiasa berdoa mohon perlindungan dan minta ampun atas dosa-dosanya. Terlebih kita manusia biasa.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini