News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ramadan 2018

Merajut Persaudaraan Membangun Masyarakat Berkeadaban

Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi Ramadan

Dr Mutohharun Jinan
Direktur Pondok Shabran UMS Surakarta

KEHARUSAN merajut persaudaraan (ukhuwah) sesama manusia merupakan satu di antara pilar penting untuk membangun masyarakat berkeadaban.

Kehidupan manusia sejak mulanya juga dilengkapi serangkaian perbedaan, kekhasan, dan keunikan dalam berbudaya.

Dalam ranah interpretasi keagamaan di masyarakat muslim juga telah muncul fakta kuat adanya perbedaan.

Betapapun bedanya sangat jauh upaya mencari titik-titik kesamaan harus dilakukan untuk merajut persaudaraan, untuk mewujudkan ukhuwah.

Di antara faktor penunjang lahirnya persaudaraan, khususnya sesama muslim, adalah melihat unsur-unsur yang sama.

Semakin banyak persamaan akan semakin kokoh pula persaudaraan.

Persamaan rasa dan cita merupakan faktor dominan yang mendahului lahirnya persaudaraan hakiki.

Pada gilirannya, seseorang akan mudah berempati untuk turut merasakan apa yang dirasakan orang lain. Tidak ada persaudaraan tanpa empati dan kebersamaan.

Merajut persaudaraan harus berbasis pada dua kesadaran, yaitu kesadaran adanya perbedaan dan kesadaran untuk saling menemukan persamaan-persamaan.

Pertama-tama perlu disadari, hakekat diperlukannya ukhuwah adalah adanya perbedaan, meskipun pada akhirnya ukhuwah menghendaki hidup dalam perlakuan yang sama.

Alquran menggarisbawahi, perbedaan adalah hukum yang berlaku secara kodrati dalam kehidupan ini (QS. Al-Maidah [5]: 48).

Baca: Mutiara Ramadan: Menabur Kebajikan

Seandainya Allah menghendaki kesatuan pendapat, niscaya diciptakan-Nya manusia tanpa akal budi seperti binatang atau benda-benda tak bernyawa yang tidak memiliki kemampuan memilah dan memilih, karena hanya dengan demikian seluruhnya akan menjadi satu pendapat.

Kedua, setelah menyadari secara benar adanya keragaman itu bagian dari skenario Allah maka kita perlu menyadari pentingnya menemukan titik-titik persamaan.

Misalnya kesadaran tentang persamaan kemanusiaan, bahwa pada haketanya manusia adalah makhluk mulia diciptakan untuk saling mengenal.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini