News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ramadan 2019

Puasa Ramadan Diharapkan Menjaga Diri Dari Kehidupan Hedonis Berlebihan Dan Mengejar Jabatan

Editor: Husein Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dirjen Pendidikan Islam Kemenag, Kamaruddin Amin menegaskan, tidak mungkin pendidikan agama dihapus dalam kurikulum sekolah, apalagi madrasah.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Puasa Ramadan merupakan instrumen untuk kontemplasi spiritual dan perbaikan kualitas diri bagi umat Islam. Karena dengan puasa maka fakultas-fakultas spiritual akan berfungsi dengan baik.

Hal itu disampaikan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Kamaruddin Amin saat memberikan Kultum setelah Duhur berjamaah di hari ke dua Ramadan, Selasa (07/05/2019) di Mushalla At-Tarbiyah lantai VIII.

Mengutip Muhammad Jalaluddin Rumi, Kamarudin mengatakan fakultas-fakultas spiritual hanya bisa berfungsi jika dilumpuhkan. Karenanya puasa dipandang sebagai instrumen spiritual break, istirahat sejenak bagi tubuh dan jiwa manusia.

Menurut Guru Besar Hadits UIN Alauddin Makassar ini, selama sebelas bulan, umat Islam melaksanakan capaian-capaian duniawi untuk mencari berbagai properti hidup, jabatan, karir, dan lainnya. “Di bulan suci Ramadan, saatnya kita meperbanyak tafakkur, dzikir, membaca Alquran, dan amaliyah-amaliyah yang dianjurkan lainnya,” kata Kamar.

Kamaruddin mengatakan, puasa merupakan sarana efektif kontemplasi dan introspeksi tentang makna ketuhanan, manusia, dan alam. Karena hakikat tujuan akhir puasa (ultimate goal) adalah agar kita mendekatkan diri dengan Tuhan “la’allakum tattaqun”.

Di hadapan jamaah, Kamaruddin berpesan agar ibadah yang dilakukan, termasuk puasa, mengantarkan pada perbaikan kualitas hidup pegawai Ditjen Pendidikan Islam. “Orang akan semakin arif, bijak, penyayang, itu karena sifat-sifat Tuhan terrefleksi dalam dirinya sebagai indikator kualitas ketakwaannya,” katanya.

“Kita semua sebagai keluarga besar Kementerian Agama harus saling mengingatkan dan berusaha agar kita selalu ingat Tuhan dan menjalankan keutamaan-keutamaan Ramadan,” sambungnya.

Kamaruddin juga menyinggung pentingnya puasa sebagai instrumen untuk menahan dan menjaga diri dari godaan-godaan hidup hedonis yang berlebihan, meraih kekuasaan dengan segala cara dan pragmatisme.

Di akhir ceramah, Kamaruddin berpesan kepada jamaah Mushola At-Tarbiyah untuk memanfaatkan kehidupan di Jakarta dengan kreativitas beribadah. Di sela-sela macet misalnya kita dapat memperbanyak membaca Alquran, dzikir, dan shalawat.

Kegiatan Syiar Ramadan Mushalla At-Tarbiyah berlangsung sejak hari pertama puasa. Kegiatan ini diawali dengan ceramah keagamaan oleh Sekretaris Ditjen Pendidikan Islam, Imam Safei. Selain Kuliah Ba’da Duhur, Syiar Ramadan juga diisi tadarrus Alquran, peringatan nuzulul quran dan santunan sosial. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini