Berikut ini hadistnya.
نَوْمُ الصَّائِمِ عِبَادَةٌ
"Tidurnya orang yang berpuasa adalah ibadah."
Lebih lanjut, Ustaz Syamsul menjelaskan mengenai makna dari hadist tersebut.
Tidur orang berpuasa disebut ibadah tak lain supaya orang tersebut tak melakukan hal-hal yang membatalkan puasa atau membuat puasa tidak berkualitas.
"Maka dalam konteks itu, tidur menjadi ibadah," jelas Ustaz Syamsul melalui sesi wawancara Tanya Ustaz dalam tayangan Youtube Tribunnews.com.
Ustaz Syamsul menegaskan jika makna tersebut tak boleh diartikan jika seorang muslim harus tidur seharian.
Dijelaskan Ustaz Syamsul, seseorang lebih baik bekerja tanpa harus melakukan sesuatu yang dapat membatalkan puasa atau puasa tidak berkualitas.
Baca: Jadwal Buka Puasa Kamis, 9 Mei 2019 di DKI Jakarta dan Sekitarnya
Baca: Merokok Saat Puasa, Batal atau Tidak? Begini Hukum dan Penjelasan Lengkapnya!
"Jadi problemnya bukan batal atau tidak tapi bagaimana puasa berkualitas," jelasnya.
Tidur lebih baik daripada seseorang melakukan hal buruk seperti berbicara yang tidak bermanfaat, memikirkan sesuatu yang tidak baik, ataupun melihat sesuatu yang dilarang agama.
"Walaupun itu tidak membatalkan puasa, tetapi mengurangi kualitas ibadah puasa." jelasnya lagi.
Lebih baik lagi apabila seseorang melakukan amalan-amalan lain di bulan ramadhan.
Seperti memperbanyak membaca Al-Qur'an, mengaji, berzikir, sedekah, ataupun aktivitas lainnya.
Banyak amalan-amalan sunnah yang dapat dilakukan untuk mencapai keutaaman serta kesempurnaan dalam ibadah puasa.