News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ramadan 2019

Kolak Pertama Kali Dikenalkan sebagai Takjil oleh Para Wali, Isinya Sarat Makna Mendalam

Editor: Anita K Wardhani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kolak Pisang

TRIBUNNEWS.COM - Kolak sudah menjadi makanan favorit di saat berbuka puasa.

Menjelang waktunya berbuka puasa, akan sangat banyak kamu temukan orang-orang yang berjualan kolak di pinggir jalan.

Rasanya yang manis dan berisi beraneka macam ini membuat kolak semakin digemari banyak orang.

Namun tak banyak yang tahu bahwa kolak memiliki filosofi atau makna yang sangat mendalam.

TribunStyle mengutip dari wartakotalive.com, inilah 5 makna mendalam dari kolak.

MENU BERBUKA PUASA - Dedeh Rohaeni (45) melayani pembeli yang membeli makanan untuk berbuka puasa, di Jalan Cihapit, Kota Bandung, Minggu (28/5/2017). Perempuan yang sehari-hari berjualan seblak dan tahu bulat pada Ramadan kali ini beralih berjualan menu berbuka puasa yakni kolak, bubur pacar, candil, bubur sumsum, bubur pacar, dan asinan rujak cuka, yang dijual Rp 8.000 per gelas. (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN) (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN)

1. Mengosongkan Dosa
Menurut sejarah, menu buka puasa kolak pertama kali diperkenalakan oleh para Wali.

Dalam bahasa Arab, kolak berasal dari kata 'Khala' yang berarti kosong.

Dengan demikian, kolak bermakna bahwa sebagai manusia kita harus selalu kosong akan dosa.

2. Mendekatkan Diri Pada Allah.
Selain khala, ada pulan yang menyebutkan kolak berasal dari kata 'kholaqo dan bisa diturunkan menjadi 'kholiq' yang berarti mencipta.

Secara tidak langsung istilah tersebut menjelaskan bahwa kita sebagai manusia harus selalu mendekat kepada Allah.

3. Mengingatkan Pada Kematian

Ubi jalar bermanfaat bagi kesehatan karena mengandung vitamin C dan A (The Spruce Eats)

Makna ketiga dari kolak ini merujuk pada salah satu isian dalam kolak yaitu ubi.

Ubi adalah salah satu tumbuhan yang ditanam dan tumbuh di dalam tanah.

Orang Jawa menyebutnya dengan polo kependem atau tumbuh terpedam di dalam tanah.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini