TRIBUNNEWS.COM, KARANGANYAR - Masjid Darul Muttaqin Dukuh Pulosari Desa Kaliboto Kecamatan Mojogedang Karanganyar diyakini masyarakat sebagai Masjid Tiban.
Masjid Tiban dalam bahasa Jawa adalah masjid yang tiba-tiba ada atau jatuh dari langit. Jika dilihat dari luar, nyaris tak ada gambaran atau kesan tua dari masjid tersebut.
Tembok serambi masjid didominasi warna biru dan keramik berwarna cream.
Akan tetapi apabila masuk kedalam tempat peribadatan, barulah masjid ini bisa dikatakan mempunyai riwayat panjang.
Empat kayu penyangga dari pohon jati tampak berdiri kokoh menyangga atap masjid.
Begitu pula usuk berjumlah 99 yang melambangkan asmaul husna. Semua masih asli.
Adapula mimbar masjid lengkap dengan tongkat. Jika diperhatikan ada yang unik dari mimbar tersebut.
Layaknya tempat berkotbah pada umumnya, mimbar ini sama sekali tak mempunyai penghalang bagian depan.
Hanya tempat duduk dengan desain melengkung ditambah kuping di sisi kanan dan kirinya.
Sesepuh Masjid Darul Muttaqin, Suparno Adi Mardoyo mengatakan, masjid ini namanya memang Darul Muttaqin, tapi masyarakat mengenalnya dengan nama Masjid Tiban.
"Karena tidak tahu masjid ini berdirinya sejak kapan, masyarakat menamainya Masjid Tiban.
Tiba-tiba ada. Masjid ini bisa dikatakan masjid tertua di Kabupaten Karanganyar.
Ada yang bilang lebih tua dari Masjid Demak.
Ada yang mengatakan sebelum adanya kabupaten Karanganyar sudah ada masjid ini," katanya saat berbincang di serambi masjid.