Allah memerintahkan ketika siang kita harus berpuasa dan malam kita harus beribadah bahkan ada juga kewajiban untuk sahur. Orang yang sahur pasti akan bangun di sepertiga malam.
Hanya saja setiap orang mau atau tidak memanfaatkan waktu tersebut untuk Qiyamul Lail?
Tetapi, sebagian orang ketika sahur mereka malah tidur, jalan-jalan maka dipastikan orang tersebut tidak mandapatkan apa-apa.
Sementara diantara kita, anak-anak muda ramai-ramai keluar untuk menuju suatu tempat alasannya untuk olahraga. Nah yang seperti pasti tidak akan dapat apa-apa.
Bagaimana ketika menunggu waktu berbuka? Maka perbanyaklah untuk berdo’a.
Bagi yang membiasakan ibadah puasa dan ibadah malam hari, maka dia akan mendapatkan malam Lailatul Qadr.
Kapan waktunya?
Pada zaman Rasulullah, malam Lailatul Qadr datang pada setiap tanggal ganjil. Tetapi kit sering dibingungkan dengan tanggal yang ganjil. Karena ada yang puasanya cepat dan ada yang lambat.
Sebabnya apa?
Karena mereka melaksanakannya dengan cara yang berbedda-beda.
Solusinya?
Sekurang-kurangnya para tanggal 10 hari terakhir. Karena pada bulan Ramadhan telah ada pembagaian hari, yaitu 10 hari pertama, 10 hari kedua dan 10 hari ketiga atau terakhir. Pada 10 hari terakhir tersebutlah Rasulullah mengencangkan ibadahnya.
Ini merupakan ibadah tahunan yang hanya ada 1 tahun sekali. Jika kita harus mendapatkan malam Lalilatul Qadr maka perbanyaklah berdo’a dan ibadah.
Do’a akan membuat kita tenang.