Orang yang memiliki harta, tahta, berita, senjata, kereta, dan ta ta lainnya, sombong. Seakan itu yang membuat mereka jaya. Tidak. Tidak.
Manusia itu dibuat lemah. Dan malaikat tahu itu.
Waktu melihat penciptaan manusia, malaikat tahu bahwa ini adalah mahluk yang tidak betah dengan ujian; khalqun la yatamaalak.
Namun akhirnya malaikat menyerah, dengan menyadari bahwa ia tidak mengetahui apa yang Allah mengetahui.
Lalu malaikat diminta menonton betapa keunggulan manusia, bisa diuji dan lulus dalam ujian.
Malaikat diminta untuk sujud
Lalu malaikat diminta untuk sujud. Wa idz qulnaa lil malaaikatisjuduu liaadama fasajaduu, Malaikat taat, nurut, tahu diri. Malaikat tahu diri bahwa derajatnya lebih rendah dari manusia.
Celakanya, banyak manusia yang tidak tahu diri, akhirnya ia tidak mau merendah diri. Disuruh sujud, tidak mau. Disuruh nurut, tidak mau. Itu penyakit iblis. Fasajaduu illa ibliis.
Apa sebabnya iblis tidak mau sujud? Abaa wastakbara.
Seolah iblis mengatakan “Apa? Sorry deh. Saya kok disuruh sujud.” Iblis berkata Khalaqtanii min naariin, wa khalaqtahu min tiin. “Saya kan diciptakan dari api, sedangkan manusia dari tanah”
Maka, takabbur dan abaa ini termasuk sifat-sifat orang Kafir.
Ketakabburan orang kafir itu apa? Dia tidak mengakui ketuhanan Allah SWT. Dia dibuat hidup, dikasih nyawa, tapi tidak mengakui.
Maka, kalau ada orang ber-takabbur, maka dia orang yang terkena penyakit iblis.
Artikel ini telah tayang di unida.gontor.ac.id dengan judul: http://unida.gontor.ac.id/ceramah-tentang-bulan-ramadhan-terbaru/