TRIBUNNEWS.COM - Rasa kantuk merupakan salah satu godaan utama saat menjalankan puasa Ramadan.
Sejak sahur hingga berbuka, selalu ada alasan untuk merasa lemas dan tidak bertenaga.
Bangun lebih pagi dari biasanya untuk menyiapkan makan sahur, adalah alasan pertama yang muncul dalam siklus ngantuk.
Di hari-hari pertama puasa, tubuh masih beradaptasi untuk menyesuaikan ritmenya karena biasanya masih terlelap pada waktu-waktu tersebut.
Selepas makan sahur, apakah menjadi lebih bertenaga? Ternyata belum tentu juga.
Mengutip tulisan di Gana Islamika
Lonjakan gula darah yang terjadi dalam 30 menit pertama setelah makan menjadi alasan kedua untuk merasa ngantuk.
Banyak yang memilih untuk melanjutkan tidurnya pada fase ini, alih-alih memulai lebih awal aktivitas sehari-harinya.
Saat di kantor, rasa kantuk akan kembali menyerang ketika menjelang waktu makan siang.
Baca: Ditegur MUI karena Tingkahnya di Pesbuker, Raffi Ahmad Kaget dan Minta Maaf Hingga Berdiskusi
Dalam 5-6 jam setelah makan sahur, cadangan glukosa sebagai bahan bakar untuk menghasilkan energi, akan mulai menipis.
Ketika tidak sedang berpuasa, ini adalah waktu yang tepat untuk ngemil snack dan menyeruput secangkir teh manis.
Selepas tengah hari, terkadang tubuh justru terasa lebih berenergi.
Ketika itu, cadangan glukosa sudah benar-benar habis dan tubuh mulai mengubah sistem metabolismenya. Lemak yang memang berfungsi sebagai cadangan kalori, mulai dipecah-pecah menjadi keton untuk menggantikan glukosa.
Nah jika ada yang menyebut puasa sangat efektif menurunkan berat badan, maka mekanisme inilah yang bisa menjelaskannya.
Baca: Tak Hanya Ramadan, Rajinlah Puasa Sunah, Ini Penjelasan Peraih Nobel Fisiologi dan Kedokteran