Namun, sifat, perilaku, makanan, dan gayanya tidak berubah.
Sementara itu, umat Muslim berpuasa di bulan Ramadan tujuan utamanya adalah membersihkan hati, mensucikan diri, dan meningkatkan derajat ketakwaan kepada Allah.
Takwa itu diwujudkan dengan perubahan lisan dalam berucap, pikiran dalam menangkap fenomena dan memikirkan sesuatu, dan gerak tangan dan kaki saat bertindak.
Semua itu berubah untuk menjadi lebih baik.
"Jadi, hakikat Idul Fitri bukan pada baju baru, tetapi peningkatan takwa dan perilaku yang baru.," kata Imam.
Kaprodi Manajemen Pendidikan Pascasarjana IAIN Surakarta tersebut juga mengibaratkan puasa seperti halnya ulat yang berubah menjadi kepompong dan kupu-kupu.
"Ketika ulat telah menjadi kupu-kupu, ia bisa terbang, perilakunya lebih bagus, makanannya lebih bersih dan sehat, dan tidak merusak," tutup Imam.
(Tribunnews.com/Citra Anastasia)