3. Haid dan nifas
4. Jima (Hubungan badan suami dan istri)
Yang dimaksud jima yang membatalkan ibadah puasa jika dilakukan pada waktu puasa atau pada siang hari untuk lebih mudah pemahaman.
5. Keluar mani secara sengaja
Sementara itu, Toto juga menyampaikan, selama kita mengikuti syarat dan rukun puasa maka puasa kita sah.
Namun, apakah puasa kita diterima atau tidak, hal ini tidak ada ketentuan yang pasti.
Kendati demikian, Toto menekankan, dalam menjalankan ibadah maka umat muslim harus berkeyakinan bahwa ibadahnya diterima.
"Ini (puasa) tidak ada ketentuan yang pasti yang membuat kita diterima atau tidak, tetapi kita harus punya keyakinan," kata Toto.
"Di dalam beribadah apapun, kita harus punya keyakinan, setelah puasa kita itu dilaksanakan sesuai syarat dan rukunnya maka kita yakin puasa kita diterima," tambahnya.
Baca: Resep Takjil Buka Puasa Super Mudah dan Hemat yang Bisa Kamu Buat di Rumah
Toto menyampaikan, terdapat dua perspektif dalam beribadah, yaitu perspektif lahiri dan batini.
Menurut Toto, perspektif lahiri standarnya adalah fiqih.
"Artinya, selama satu ibadah itu dilaksanakan sesuai dengan syarat dan rukunnya maka secara lahiri itu adalah sah," lanjut Toto.
"Sementara perspektif batini adalah unsurnya tasawuf atau hati, ini yang menjadi penting untuk kita pahami antara perspektif lahiri dan batini," tambahnya.
(Tribunnews.com/Widyadewi Metta/Isnaya/Tio/Endra Kurniawan)