TRIBUNNEWS.COM - Dalam menjalankan ibadah puasa, banyak manfaat yang bisa didapat selain pahala, yakni kesehatan tubuh.
Dikutip Tribunnews.com dari keleejtimes.com, puasa Ramadan bermanfaat untuk menurunkan kadar kolesterol jahat dalam tubuh dan mengurangi risiko penyakit jantung.
Hal itu dibuktikan oleh penelitian di Uni Emirat Arab yang dipimpin oleh tim ahli jantung serta kerjasama dengan rumah sakit di Dubai.
Penelitian itu memeriksa beberapa subjek dengan kadar kolesterol tertentu selama menjalani puasa di bulan Ramadan.
Secara umum, seorang muslim yang berpuasa di bulan Ramadan akan tidak makan dan minum selama matahari terbit hingga terbenam.
Perubahan jadwal makan dibanding hari biasanya ini bisa mempengaruh profil lipid (ukuran kolesterol dalam darah).
Dalam penelitian ini, indeks massa tubuh, tekanan darah, dan profil lipid semuanya diukur dua minggu sebelum Ramadan.
Baca: Ustaz Dasad Latif Ungkap Manfaat Puasa Saat Wabah Covid-19, Meningkatkan Imunitas Tubuh
Baca: 3 Manfaat Puasa bagi Ibu Hamil, Mencegah Penumpukan Lemak di Perut hingga Menurunkan Kadar Gula
Pengukuran yang sama dilakukan lagi pada minggu keempat bulan Ramadan.
Sedangkan pengukuran ketiga dilakukan tiga minggu setelah Ramadan berakhir.
Kolesterol dalam tubuh manusia ada dua jenis, yakni kolesterol jahat (LDL) dan kolesterol baik (HDL).
LDL menumpuk di dinding arteri dan meningkatkan kemungkinan terkena penyakit jantung.
Semakin rendah jumlah kolesterol LDL, maka semakin rendah risiko serangan jantung.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa selama bulan Ramadan, rata-rata LDL menurun dan rata-rata HDL meningkat.
Puasa ramadan juga disebut membuat peningkatan signifikan pada rasio HDL pada sebagian besar subjek penelitian.
Baca: Tak Disangka, Mentimun Rebus Ternyata Punya Manfaat Luar Biasa Bagi Kesehatan Tubuh
Baca: Manfaat Puasa Menurut Penelitian pada Manusia dan Hewan, Sehatkan Jantung hingga Kontrol Gula Darah
Asupan Makanan Selama Bulan Ramadan
Dikutip dari nutrition.org.uk, peneliti lain juga menyebut puasa Ramadan bisa menurunkan kolesterol dan lemak dalam darah atau trigliserida.
Maka dari itu, asupan makanan selama puasa pun harus diperhatikan untuk meraih tujuan kesehatan dari berpuasa.
Banyak orang yang mengutamakan menu saat bersahur dan berbuka berdasarkan kuantitas, bukan kualitas.
Padahal makanan dalam jumlah besar belum tentu lebih baik untuk mengganjal perut selama berpuasa atau memulihkan tenaga saat berbuka.
Untuk bersahur, disarankan mengonsumsi makanan berserat dan tidak asin.
Misalnya oats, nasi, sereal, buah, yogurt, hingga roti.
Sedangkan untuk berbuka, alangkah baiknya mengonsumsi makanan atau minuman dengan sumber gula alami.
Di antaranya adalah jus buah, susu, kurma, atau buah-buahan lain.
Sup yang mengandung kaldu dari daging sapi atau ayam juga bisa memberikan energi secara cepat untuk tubuh.
(Tribunnews.com/ Ifa Nabila)