News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ramadan 2020

Menggapai Lailatul Qadar, Keistimewaan 10 Hari Terakhir Ramadan, Rasulullah SAW Lakukan Amalan Ini

Penulis: Anita K Wardhani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

I'TIKAF - Umat muslim membaca Al Quran saat I'tikaf di Masjid Al Akbar, Rabu (6/6) dini hari. Menginjak malam 21 Ramadan, Masjid Al Akbar menggelar acara ibadah qiyamul lail, untuk memperoleh berkah lailatul qadar.(SURYA/SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ)

TRIBUNNEWS.COM - Jangan lewatkan sepuluh akhir Ramadan karena sesungguhnya ada kesitimewaan. Saking istimewanya, Rasulullah Saw memperbanyak ibadahnya dan menyedikitkan tidur.

Ramadhan merupakan bulan terbaik dari bulan-bulan lainnya, pada bulan itu pahala dan ampunan Allah Swt bertebaran menaungi hamba-Nya yang memintanya.

Keutamaannya bertambah lagi pada sepuluh hari terakhir Ramadhan, karena di antara sepuluh hari tersebut ada malam yang lebih baik dari seribu bulan, yakni malam lailatul qadar.

Dikutip dari artikel Harakah.id berjudul Amalan Rasulullah Saw Ketika Memasuki Sepuluh Hari Terakhir Ramadhan

Keistimewaan sepuluh hari akhir Ramadhan itu ditunjukkan Rasulullah Saw melalui ibadah-ibadahnya.

Rasulullah semakin meningkatkan ibadahnya melebihi bulan-bulan lainnya.

Sebagaimana yang dikatakan Aisyah Ra:

عَنْ عَائِشَةَ، قَالَتْ: كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَجْتَهِدُ فِي الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مَا لَا يَجْتَهِدُ فِي غَيْرِهِ
“Rasulullah Saw meningkatkan kesungguhan (ibadahnya) di sepuluh hari terakhir (bulan Ramadhan), hal yang tidak beliau lakukan pada (hari) lainnya (HR Muslim, Ibnu Majah, Khuzaimah dan Ahmad)

Pada sepuluh akhir Ramadhan, Rasulullah Saw memperbanyak ibadahnya dan menyedikitkan tidur.

Bahkan beliau juga menjauhi istri-istrinya dan beritikaf di masjid. Beliau bersabda
“Barangsiapa yang hendak beri’tikaf denganku, hendaklah beri’tikaf di sepuluh terakhir (Ramadhan), sesungguhnya aku telah diperlihatkan malam itu (lailatul qadar) tapi kemudian aku dilupakan (dibuat lupa) (HR Bukhari).

H-5 Hari raya Idul Fitri, Minggu (12/07/2015) Masjid Dian Al-Mahri atau biasa dikenal dengan Masjid Kubah Emas yang berlokasi di Depok Jawa Barat dipadati para pengunjung. Tidak hanya orang orang dari daerah Depok, banyak juga pengunjung yang berasal dari daerah Jakarta, Bogor dan Bandung. Mereka datang dari daerah untuk melakukan iktikaf dan sholat tahajud bersama. (Photografi/Septyonaka Triwahyudi) (Photografi/MG/MG/Yona)

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا، قَالَتْ: كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، إِذَا دَخَلَ الْعَشْرُ، أَحْيَا اللَّيْلَ، وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ، وَجَدَّ وَشَدَّ الْمِئْزَرَ
Dari Aisyah Ra berkata “Rasulullah Saw ketika memasuki sepuluh terakhir Ramadhan beliau menghidupkan malam itu, membangunkan keluarganya dan mengencangkan ikat pinggangnya. (HR Muslim)

Mengencangkan ikat pinggang merupakan kinayah yang artinya menjauhi istri-istrinya dan menyibukkan diri dengan ibadah.

Beliau juga membangunkan keluarganya, mengingatkan mereka untuk tidak menyia-nyiakan hari-hari akhir Ramadhan tersebut.

Pernah suatu hari Rasulullah Saw beritikaf di masjid, saat itu atap masjid hanya terbuat dari pelepah kurma.

Kemudian hujan turun mengguyur sehingga membuat lantai masjid dipenuhi air (ketika itu lantai masjid masih berupa tanah).

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini