News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Eksklusif Tribunnews

Masjid Agung Al Azhar Dibesarkan Buya Hamka: Sang Imam Salat Subuh

Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Rachmat Hidayat
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tampak luar Masjid Agung Al Azhar Kebayoran Baru Jakarta, Sabtu (9/5/2020). Masjid yang dibangun pada tahun 1953 dan selesai pembangunan pada 1958 itu awalnya bernama Masjid Agung Kebayoran dan pernah menyandang masjid terbesar di Jakarta saat itu hingga selesainya pembangunan Masjid Istiqlal pada 1978. Nama Al Azhar kemudian digunakan untuk masjid yang menjadi satu dengan kompleks lembaga pendidikan saat kunjungan Imam Besar Al-Azhar Mesir, Mahmud Syaltut pada tahun 1960. Penamaan ini merujuk pada pencapaian imam besar masjid, Abdul Malik Karim Amrullah (atau dikenal sebagai Hamka), seorang ulama dan aktivis Islam yang dianugerahi gelar doktor kehormatan oleh Universitas Al-Azhar, Mesir. TRIBUNNEWS/HERUDIN

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA-"Ketika orang mendengar Masjid Agung Al Azhar, yang diingat pasti sosok Buya Hamka," kenang Haji Yahya (55), Kepala Urusan Rumah Tangga Masjid Agung Al-Azhar.
Di masjid nan megah itu, Buya Hamka memperjuangkan pendidikan Islam saat Indonesia mengalami masa pasca era orde lama. Tak heran pada era 60-70an, orang ketika mengingat Masjid Agung Al-Azhar, maka yang terbesit adalah nama Buya Hamka.

Suasana ruang utama Masjid Agung Al Azhar Kebayoran Baru Jakarta, Sabtu (9/5/2020). Masjid yang dibangun pada tahun 1953 dan selesai pembangunan pada 1958 itu awalnya bernama Masjid Agung Kebayoran dan pernah menyandang masjid terbesar di Jakarta saat itu hingga selesainya pembangunan Masjid Istiqlal pada 1978. Nama Al Azhar kemudian digunakan untuk masjid yang menjadi satu dengan kompleks lembaga pendidikan saat kunjungan Imam Besar Al-Azhar Mesir, Mahmud Syaltut pada tahun 1960. Penamaan ini merujuk pada pencapaian imam besar masjid, Abdul Malik Karim Amrullah (atau dikenal sebagai Hamka), seorang ulama dan aktivis Islam yang dianugerahi gelar doktor kehormatan oleh Universitas Al-Azhar, Mesir. TRIBUNNEWS/HERUDIN (TRIBUNNEWS/HERUDIN)

"Karena sejarahnya beliau yang membesarkan memakmurkan Masjid Agung Al-Azhar sebagai imam besar," tutur Yahya.

Baca: Dihantam Covid-19, Qantas Rumahkan 25.000 Pegawai, Stop Penambahan Armada Baru

Sebelum wafat pada 1981, sosok Abdul Malik Karim Amrullah atau lebih dikenal Buya Hamka tinggal tak jauh dari Masjid Agung Al-Azhar. Setiap hari Buya Hamka memberikan kajian-kajian kepada jemaah, terutama setelah Salat Shubuh.

"Buya Hamka adalah tokoh agama yang memakmurkan masjid. Jadi beliau adalah imam Salat Subuh Masjid Agung Al-Azhar. Beliau yang mengimami Salat Subuh setiap hari dan diadakan kajian-kajian. Sampai beliau wafat," ujar Yahya.

Baca: Tambah 484 Pasien, Kasus Corona Indonesia 12 Mei Capai 14.749 Orang, 3.063 Sembuh

Yahya menerangkan hingga kini kajian-kajian pun tetap dilanjutkan. Tak terlepas dari perjuangan Buya Hamka. Kajian bahkan hampir setiap hari. Biasanya, menurut Yahya, seribuan jemaah hadir dalam kajian tersebut. Kaum milenial pun memiliki minat yang cukup besar untuk mengikuti kajian pada hari Rabu.

"Yang hari Rabu malam. Yang ba'da Salat Isya itu saya sampaikan tadi jemaah di atas seribu. Didominasi anak-anak muda. Kemudian Jumat malam juga ada kajian anak-anak muda. Dilaksanakan ba'da Isya," kata Yahya.

Baca: HNW: Faktanya Penyebaran Covid-19 Tidak Membedakan Agama dan Profesi

Selama Corona Kajian Dilakukan Online dan Memberikam Takjil Drive-thruNamun, karena Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menerapkan aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) kajian itu untuk sementara tak diadakan di masjid. Kajian dilakukan secara online."Kita tiadakan secara tatap muka langsung tapi kita hadirkan melalui aplikasi Zoom dan YouTube," imbuh Yahya.

Menurut Yahya, sebelum ada corona, Masjid Agung Al-Azhar memiliki agenda padat saat Ramadhan. Setiap hari diadakan kegiatan rutin buka bersama. "Biasanya kita siapkan takjil sampai untuk 850 jemaah," tuturnya.

Berkumpul di aula utama masjid, lalu mengadakan tausiah sampai waktu berbuka puasa tiba. Karena corona kegiatan itu ditiadakan. Pihak masjid mengubah strategi mereka dalam hal pembagian takjil.

Baca: Setelah Selesai Dibagikan, DKI Bakal Terapkan Sanksi Denda Bagi yang Tak Pakai Masker

"Dengan sistem drive-thru di depan gerbang masuk nanti para masyarakat terutama pengendara kendaraan motor, ojek online, masuk ke halaman masjid ngambil takjil langsung putar ke luar untuk menghindari kerumunan," ucap Yahya.

Baca: Restorannya Tutup, Gisel Pikirkan Nasib Karyawannya

Demi tetap menghadirkan suasana ramadhan kepada para jemaah, lanjut dia, pihak masjid pun memberikan program-program "Di Rumah Aja"."Program mutiara ramadhan yang kita tayangkan lewat YouTube setiap hari.

Baca: Puluhan Jurnalis Pakistan Positif Terinfeksi Corona Karena Ngotot Bertugas Saat Pandemi

Kemudian juga ada inspirasi ramadhan setiap hari Jumat, Sabtu, Ahad kita juga sajikan di YouTube. Oase ramadhan juga akan kita sajikan di 10 malam terakhir. Ini supaya tetap memberikan suasana ramadhan kepada jemaah," tuturnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini