TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA-"Ketika orang mendengar Masjid Agung Al Azhar, yang diingat pasti sosok Buya Hamka," kenang Haji Yahya (55), Kepala Urusan Rumah Tangga Masjid Agung Al-Azhar.
Di masjid nan megah itu, Buya Hamka memperjuangkan pendidikan Islam saat Indonesia mengalami masa pasca era orde lama. Tak heran pada era 60-70an, orang ketika mengingat Masjid Agung Al-Azhar, maka yang terbesit adalah nama Buya Hamka.
"Karena sejarahnya beliau yang membesarkan memakmurkan Masjid Agung Al-Azhar sebagai imam besar," tutur Yahya.
Baca: Dihantam Covid-19, Qantas Rumahkan 25.000 Pegawai, Stop Penambahan Armada Baru
Sebelum wafat pada 1981, sosok Abdul Malik Karim Amrullah atau lebih dikenal Buya Hamka tinggal tak jauh dari Masjid Agung Al-Azhar. Setiap hari Buya Hamka memberikan kajian-kajian kepada jemaah, terutama setelah Salat Shubuh.
"Buya Hamka adalah tokoh agama yang memakmurkan masjid. Jadi beliau adalah imam Salat Subuh Masjid Agung Al-Azhar. Beliau yang mengimami Salat Subuh setiap hari dan diadakan kajian-kajian. Sampai beliau wafat," ujar Yahya.
Baca: Tambah 484 Pasien, Kasus Corona Indonesia 12 Mei Capai 14.749 Orang, 3.063 Sembuh
Yahya menerangkan hingga kini kajian-kajian pun tetap dilanjutkan. Tak terlepas dari perjuangan Buya Hamka. Kajian bahkan hampir setiap hari. Biasanya, menurut Yahya, seribuan jemaah hadir dalam kajian tersebut. Kaum milenial pun memiliki minat yang cukup besar untuk mengikuti kajian pada hari Rabu.
"Yang hari Rabu malam. Yang ba'da Salat Isya itu saya sampaikan tadi jemaah di atas seribu. Didominasi anak-anak muda. Kemudian Jumat malam juga ada kajian anak-anak muda. Dilaksanakan ba'da Isya," kata Yahya.
Baca: HNW: Faktanya Penyebaran Covid-19 Tidak Membedakan Agama dan Profesi
Selama Corona Kajian Dilakukan Online dan Memberikam Takjil Drive-thruNamun, karena Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menerapkan aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) kajian itu untuk sementara tak diadakan di masjid. Kajian dilakukan secara online."Kita tiadakan secara tatap muka langsung tapi kita hadirkan melalui aplikasi Zoom dan YouTube," imbuh Yahya.
Menurut Yahya, sebelum ada corona, Masjid Agung Al-Azhar memiliki agenda padat saat Ramadhan. Setiap hari diadakan kegiatan rutin buka bersama. "Biasanya kita siapkan takjil sampai untuk 850 jemaah," tuturnya.
Berkumpul di aula utama masjid, lalu mengadakan tausiah sampai waktu berbuka puasa tiba. Karena corona kegiatan itu ditiadakan. Pihak masjid mengubah strategi mereka dalam hal pembagian takjil.
Baca: Setelah Selesai Dibagikan, DKI Bakal Terapkan Sanksi Denda Bagi yang Tak Pakai Masker
"Dengan sistem drive-thru di depan gerbang masuk nanti para masyarakat terutama pengendara kendaraan motor, ojek online, masuk ke halaman masjid ngambil takjil langsung putar ke luar untuk menghindari kerumunan," ucap Yahya.
Baca: Restorannya Tutup, Gisel Pikirkan Nasib Karyawannya
Demi tetap menghadirkan suasana ramadhan kepada para jemaah, lanjut dia, pihak masjid pun memberikan program-program "Di Rumah Aja"."Program mutiara ramadhan yang kita tayangkan lewat YouTube setiap hari.
Baca: Puluhan Jurnalis Pakistan Positif Terinfeksi Corona Karena Ngotot Bertugas Saat Pandemi
Kemudian juga ada inspirasi ramadhan setiap hari Jumat, Sabtu, Ahad kita juga sajikan di YouTube. Oase ramadhan juga akan kita sajikan di 10 malam terakhir. Ini supaya tetap memberikan suasana ramadhan kepada jemaah," tuturnya.