"Awalnya di Surabaya, kemudian ke daerah Bugis (Makassar) balik ke Surabaya. Baru terakhir di Jakarta," lanjutnya.
Di Makassar, Habib Kuncung menikahi seorang syarifah, tapi tidak diketahui pasti namanya.
Dari pernikahan itu melahirkan seorang anak bernama Habib Muhamad.
Anak semata wayang Habib Kuncung sempat menikah dua kali, tetapi tak dikaruniai anak.
Menurut Bagus, garis keturunan Habib Kuncung terhenti.
Habib Muhamad juga dikenal dengan sebutan Mat Lapan oleh masyarakat kala itu lantaran cadel.
Pendakwah Islam
Semasa hidupnya Habib Kuncung kerap membantu orang-orang kecil yang kesulitan secara ekonomi.
Ketika kaum ulama membuat fatwa, mereka turut melibatkan Habib Kuncung dalam mengambil keputusan.
"Beliau lebih membantu masyarakat pribumi dan beliau ini dipercaya sebagai rujukan untuk mengambil fatwa-fatwa yang belum mendapatkan jawaban," tambah Bagus.
Selama di Indonesia, Habib Kuncung berguru kepada tiga Habib dalam bidang keagamaan yaitu, Habib Abdurrahman bin Abdullah Al Habsyi (Habib Cikini), Habib Abdullah bin Muhsin Al Attas di Empang Bogor dan Habib Husein bin Abu Bakar Alaydrus (Habib Luar Batang).
"Habib Ahmad lebih terkenal di daerah Bogor. Karena beliau lebih banyak menghabiskan belajar di Bogor. Beliau juga murid kesayangannya Habib Abdullah Muhsin Al Attas," lanjutnya.
Habib Kuncung berdakwah di Pulau Jawa dan Sulawesi.
Sebutan Habib Kuncung berawal dari pemberian sebuah kopiah berbentuk kerucut dari Kerajaan Bugis.