Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Satrio Sarwo Trengginas
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kisah pendakwah yang menyiarkan Islam di sekitar wilayah Jakarta dan sekitarnya.
Ulama tersebut adalah Habib Ahmad bin Alwi Al Haddad.
Ia merupakan sosok penyiar agam Islam yang tersohor asal Hadramaut.
Namanya hingga kini dikenang oleh umat Muslim di Indonesia karena sosok dan jasanya sebagai pendakwah islam yang dihormati.
Makam Habib Ahmad bin Alwi Al Haddad atau dikenal dengan sebutan Habib Kuncung berada di Jalan Rawajati Timur II, Pancoran, Jakarta Selatan.
Kompleks makam ini bersebelahan dengan Masjid At-Taubah yang juga masjid tertua di Pasar Minggu. Kompleks makam dan masjid menghadap langsung Kali Ciliwung.
Baca juga: PROFIL Syekh Ali Jaber, Ulama asal Madinah yang Sejak Kecil Bercita-cita jadi Pendakwah
Di awal bulan Ramadan, saya menyempatkan berziarah ke makam Habib Kuncung.
Tulisan "Kramat Habib Ahmad bin Alwi Al Haddad (Habib Kuncung) dan Makam Keluarga Habib Abdullah bin Ja'far Al Haddad," terpampang di gapura langsung menyapa peziarah.
Suasana kompleks area pemakaman itu terbentang luas.
Dari kejauhan tampak sebuah bangunan bercat hijau, di dalamnya makam Habib Kuncung dan saudaranya, Habib Abdullah bin Ja'far Al Haddad.
Di sekeliling bangunan terdapat sejumlah makam keluarga keturunan Habib Abdullah bin Ja'far Al Haddad.
Baca juga: Dimakamkan Siang ini, Makam Ustaz Maheer At-Thuwailibi Berdekatan dengan Makam Syekh Ali Jaber
Bahkan, makam keluarga juga berada sampai di area teras rumah itu.
Ketika masuk ke rumah, terdapat dua makam tertutup kelambu merah tua.
Di balik kelambu itu tempat bersemayam Habib Kuncung dan Habib Abdullah bin Ja'far Al Haddad.
Saya menjumpai Muhammad Bagus Hidayatullah (43), khodim atau pengurus makam Habib Kuncung.
Darinya, mengalir sekelumit riwayat Habib Kuncung dan kiprahnya menyiarkan agama Islam di Indonesia.
Lahir di Yaman
Habib Ahmad bin Alwi Al Haddad berasal dari kota Al Ghurfah, Hadhramaut, Yaman.
Ia diperkirakan lahir pada 26 Syaban 1256 Hijriah atau sekitar 1840 Masehi.
Habib Kuncung ahli di bidang dagang dan agama Islam.
Beliau pernah belajar agama langsung dengan ayahnya, Habib Alwi di Hadhramaut.
Beranjak dewasa, Habib Kuncung mendapatkan bisyarah atau kabar gembira untuk ziarah ke makam datuknya, Nabi Muhammad SAW di Madinah Al-Munawarah.
"Habib ini kan keturunan datuknya (Nabi Muhammad, red). Setelah berziarah, beliau mendapatkan bisyarah ke tanah Jawa untuk menyebarkan agama Islam," cerita Bagus kepada TribunJakarta.com pada Kamis (15/4/2021).
Sebelum ke tanah Jawa, Habib Kuncung singgah dan tinggal di Singapura. Di sana ia menjadi saudagar sukses.
Semua kekayaan itu Habib Kuncung tinggalkan saat memutuskan melanjutkan perjalanan ke tanah Jawa.
Menurut Bagus, penampilan Habib Kuncung di mata orang awam layaknya orang tak waras.
Habib Kuncung merupakan Wali Majdub yang telah meninggalkan keduniawian.
"Awalnya di Surabaya, kemudian ke daerah Bugis (Makassar) balik ke Surabaya. Baru terakhir di Jakarta," lanjutnya.
Di Makassar, Habib Kuncung menikahi seorang syarifah, tapi tidak diketahui pasti namanya.
Dari pernikahan itu melahirkan seorang anak bernama Habib Muhamad.
Anak semata wayang Habib Kuncung sempat menikah dua kali, tetapi tak dikaruniai anak.
Menurut Bagus, garis keturunan Habib Kuncung terhenti.
Habib Muhamad juga dikenal dengan sebutan Mat Lapan oleh masyarakat kala itu lantaran cadel.
Pendakwah Islam
Semasa hidupnya Habib Kuncung kerap membantu orang-orang kecil yang kesulitan secara ekonomi.
Ketika kaum ulama membuat fatwa, mereka turut melibatkan Habib Kuncung dalam mengambil keputusan.
"Beliau lebih membantu masyarakat pribumi dan beliau ini dipercaya sebagai rujukan untuk mengambil fatwa-fatwa yang belum mendapatkan jawaban," tambah Bagus.
Selama di Indonesia, Habib Kuncung berguru kepada tiga Habib dalam bidang keagamaan yaitu, Habib Abdurrahman bin Abdullah Al Habsyi (Habib Cikini), Habib Abdullah bin Muhsin Al Attas di Empang Bogor dan Habib Husein bin Abu Bakar Alaydrus (Habib Luar Batang).
"Habib Ahmad lebih terkenal di daerah Bogor. Karena beliau lebih banyak menghabiskan belajar di Bogor. Beliau juga murid kesayangannya Habib Abdullah Muhsin Al Attas," lanjutnya.
Habib Kuncung berdakwah di Pulau Jawa dan Sulawesi.
Sebutan Habib Kuncung berawal dari pemberian sebuah kopiah berbentuk kerucut dari Kerajaan Bugis.
Di Jawa, banyak orang yang memanggilnya dengan sebutan Habib Kuncung.
Bahkan, ketika wafat, namanya pun sampai sekarang dikenang dengan panggilan Habib Kuncung.
Kini, makam Habib Kuncung kerap didatangi para peziarah.
Tak sedikit dari mereka memanjatkan doa di makam Habib Kuncung.
Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Kisah Habib Ahmad bin Alwi Al Haddad di Rawajati: Pendakwah Islam Berkuncung yang Dihormati