Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Yusuf Bachtiar
TRIBUNNEWS.COM, BABELAN - Berdiri megah berdekatan dengan simpang Pasar Ciplak, Jalan KH Noer Ali, Ujung Harapan, Kelurahan Bahagia, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi.
Masjid Jami Attaqwa tak ubahnya menjadi simbol peradaban Kampung Ujung Harapan yang dahulu disebut Ujung Malang, kawasan berjuluk 'Kota Santri'.
Atap bangunan berkubah hijau sudah tampak mencolok dari kejauhan, masjid megah ini bisa jadi merupakan bangunan tertinggi di kawasan Ujung Harapan.
Bangunan masjid bergaya arsitektur Timur Tengah berdiri di Komplek Pondok Pesantren Attaqwa Putra, sebuah lembaga pendidikan yang didirikan KH Noer Ali.
KH Noer Ali merupakan sosok pahlawan nasional asal Bekasi, namanya harum ketika menjadi pemimpin pasukan pejuang membela kemerdekaan.
Ulama kharismatik ini lahir di Ujung Malang Bekasi, 15 Juli 1914 dan wafat pada 29 Januari 1992.
Pesona Masjid Jami Attaqwa bukan hanya terlihat dari kejauhan, ketika hendak memasuki ke dalam, pemandangan akan disuguhkan pintu utama masjid yang sangat besar.
Pintu utama ini terbuat dari kayu, ukiran cantik menghiasi tubuh daun pintu yang memiliki tinggi kurang lebih tiga meter.
Pendirian Masjid Jami Attaqwa tidak lepas keinginan KH Noer Ali yang ingin mengembangkan pondok pesantren di kampung halamannya.
Pada tahun 1940, KH Noer Ali yang baru pulang dari menuntut ilmu di Mekah langsung merintis Pondok Pesantren sekaligus mendirikan masjid.
"Al-Magfurlah bapak KH Noer Ali memang memiliki konsep, mendirikan pusat penyebaran agama lewat masjid," kata Sekretaris Jenderal Pondok Pesantren Attaqwa Putra Ustaz Anis Abdul Quddus.
Dia menceritakan, hingga saat ini konsep dasar yang ditanamkan KH Noer Ali terus melekat dalam kehidupan sehari-hari umat Islam di Ujung Harapan.
Bahkan, pengembangan cabang Pondok Pesantren Attaqwa sudah dilakukan dengan konsep yang sama, mendirikan masjid lalu mebangun pusat pendidikan.
"Jadi dulu itu sekolah di masjid, sampai sekarang pendirian cabang masih seperti itu didahulukan dengan mendirikan masjid lalu sekolah," tegas dia.
Bangunan Masjid Jami Attaqwa sudah beberapa kali mendapat pemugaran. Terakhir, pemugaran dilakukan secara besar-besaran dengan memperluas area masjid.
"Dulu bangunannya tidak seperti ini, bangunan yang sekarang sudah hasil pemugaran, area dalam masjid juga diperluas sehingga bisa menampung lebih banyam orang," tuturnya.
Di bulan suci Ramadan, aktivitas masjid tidak jauh berbeda dengan hari-hari biasa pada umumnya. Masjid Jami Attaqwa menjadi pusat kegiatan santri untuk beribadah.
Hanya saja di bulan suci Ramadan tahun ini, aktivitas untuk masyarakat umum sedikit dibatasi guna mematuhi protokol kesehatan.
"Kalau sekarang karena kondisi Covid-19, tarawih hanya untuk satri saja jemaah yang datang, jemaah dari luar tidak ada, paling hanya salat Jumat saja baru kami buka jemaah dari luar ikut salat berjemaah," tegasnya.