TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Perempuan Tani HKTI, Dian Novita Susanto menyoroti setiap kali bulan Ramadan dan lebaran datang, saat itu pula riak-riak pangan menyeruak.
Mulai dari cukup-tidaknya ketersediaan pangan sampai harga pangan yang selalu naik berkali-kali lipat dan seolah menjadi hajatan tahunan.
“Seperti minyak goreng, gula pasir, telur, daging sapi, daging ayam, terigu, bawang merah, bawang putih adalah sejumlah bahan pangan yang selalu naik.
Memasuki hari kedua puasa, pergerakan harga bahan pokok mulai naik seperti gula, terigu, bawang dan ayam ras,” ujar Dian melalui keterangan pers, Senin (19/4/2021).
Organisasi Perempuan Tani, yang merupakan sayap dari Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) ini memiliki catatan, berdasarkan data resmi Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPS), Rabu (13/4/2021), menjelaskan, rata-rata harga komoditas pangan masih tinggi dibanding pekan lalu, meski ada juga yang mengalami penurunan.
Baca juga: Begini Cara Pasien Diabetes Jaga Kadar Gula Darah saat Beribadah Puasa
Secara nasional harga gula per kilogram pada Rabu (14/4/2021) mengalami kenaikan 0,76 persen sebesar Rp 13.200 per kilogram dibandingkan harga pekan lalu Rp 13.100 per kilogram. Harga tepung terigu di Jawa Tengah yang mengalami kenaikan 1,11 persen di level Rp 9.100 per kilogram dibanding pekan lalu Rp 9.000 per kilogram.
Secara nasional harga ayam ras juga naik 6,03 persen sebesar Rp 36.900 per kilogram dibandingkan pekan lalu Rp 34.800 per kilogram. Di DKI Jakarta harga ayam ras mengalami kenaikan 4,8 persen dari Rp 31.200 per kilogram menjadi Rp 32.700 per kilogram.
Sementara di Sumatera Utara harga bawang justru mengalami kenaikan, bawang merah naik 2,51 persen di harga Rp 32.700 per kilogram, pekan lalu Rp 31.900 per kilogram.
Sementara untuk bawang putih hari ini harganya Rp 28.800 per kilogram atau turun 6,2 persen dibanding minggu lalu Rp 27.100 per kilogram.
Alumni dari Universtas Nasional (Unas) ini menyayangkan, saat rakyat akan merayakan ibadah dan kemenangan, harusnya urusan pangan tersedia dengan harga yang terjangkau, bagi masyarakat dengan pendapatan pas-pasan apalagi ditengah pandemi ini sangat memberatkan.
Baca juga: Jangan Sampai Dehidrasi, Begini Cara Mengetahui Kebutuhan Cairan Tubuh saat Berpuasa
Fakta berkata lain, tiap bulan suci dan lebaran jeritan ketidakberdayaan, bagai pusat melodrama yang selalu tersuguhkan.
Setiap kali itu pula jalan keluar yang diambil pemerintah hanya melakukan operasi pasar untuk mengendalikan harga pangan.
"Menghimbau kepada lembaga terkait seperti Kementerian Perdagangan (Kemendag), Kementerian Pertanian (Kementan), Pemerintah Daerah (Pemda) untuk berkoordinasi mengawasi lalulintas pangan di pasaran.
Tambal sulam adalah kata yang tepat untuk menjelaskan cara negara mengatasi persoalan tersebut, mengapa? Sebab tiap tahun selalu terulang, tak menyelesaikan masalah.